27 : Revenge

358 37 0
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Jidat Perth langsung kusut begitu melihat Meen di kantin. Malas benar dia bertemu dengan Meen.

Perth segera membuang muka, menatap lurus entah kemana asalkan bukan kearah Meen.

"Ahhh... kenapa dunia ini sempit sekali!" Keluh Perth dalam hati.

Bagi Perth, hari sial bagi dia jika dia bertemu dengan Meen.

Entah sejak kapan Perth mulai muak dengan Meen serta benci melihat Meen.

Kata benci yang setiap hari dia lantunkan untuk melupakan Meen sekarang menjadi kenyataan. Dia membenci Meen serta semua yang berhubungan dengan Meen begitu juga dengan Meen. Mereka saling membenci, mungkin saja, tapi bisa jadi tidak sebab mereka tidak pernah jujur, lagipula jika mereka memang saling membenci, mana mungkin sesakit ini perasaan mereka.

Perth makan siang bersama Blue, Talay, Zee, Saint, Mark, Nakhun, Dome, Yacht, Aim, Puimek dan Joong. Earth sudah wisuda tahun kemarin.

Sedangkan Meen makan siang dengan  Singto, Phoom, Godt, Rin, Nine, Ben, Gulf, Jane, Mai, Est, dan Bass.

"Apa yang kau sukai dari orang yang sudah pernah ena-ena dengan Nong-nya sendiri Mark? sehingga kamu begitu setia menunggunya?" Tanya Mai menyindir, dia sakit hati dengan Mark yang menolak dirinya hanya karena seorang Blue Pongtiwat.

Blue langsung menyudahi acara makannya, kejadian tersebut sudah berlalu lama, tapi Mai masih menyinggungnya. Ini luka pahit yang sangat ingin mereka lupakan.

Teman-teman Mai juga tidak menyukai pertanyaan Mai. Sindiran Mai terlalu kurang ajar.

Mark ingin membalas pertanyaan  Mai, namun Perth menahannya.

"Abaikan saja phi...!" Kata Perth yang hatinya jauh lebih panas dari Mark.

Mark berdecak kesal, namun dia tetap mengikuti perkataan Perth.

"Kamu sudah mendapat tempat magang?" Tanya Talay kepada Perth guna mendinginkan suasana yang terasa panas.

"Sudah, kebetulan aku satu tempat magang dengan Puimek!" Jawab Perth apa adanya bernada santai sambil menyendok makanannya.

Mereka mulai mengobrol ringan mengabaikan Meen dan kawan-kawan, sekalipun Meen dan kawan-kawan ikut nimbrung di sela obrolan mereka, mereka pura-pura tidak mendengar.

Meen tidak sepenuhnya bisa mengabaikan Perth terlebih saat Perth tertawa indah di rangkulan Mark.

Meen segera membuang muka begitu Perth meliriknya, dia merasa diperhatikan oleh Meen. Memang lagi diperhatikan.

⏩⏩

"Gendong phi! Aku capek!" Pinta Perth manja kepada Blue dengan puppy eyes nya, dia malas berjalan ke tempat parkir.

Hari ini Perth tidak membawa motor, dia nebeng dengan Blue.

"Phi juga capek Perth!" Tolak Blue jujur, dia datang ke kampus hanya untuk meminta bimbingan dosen TAnya.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang