18 : My Boyfriend

438 41 1
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Baru saja Perth masuk ke lapangan bola kaki, sudah ada dua orang gadis cantik yang menyambut kedatangannya.

Tanpa bicara sepatah katapun, salah satu gadis itu memberikan Perth sekotak buah strawberry kesukaannya.

"Untukku?" Ramah Perth bertanya kepada gadis tersebut, gadis tersebut hanya mengangguk cepat dengan semburat rona di pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untukku?" Ramah Perth bertanya kepada gadis tersebut, gadis tersebut hanya mengangguk cepat dengan semburat rona di pipinya.

Perth berpikir untuk menerimanya atau tidak.

"Kamu memberikan ini apa karena kamu menyukaiku?" Hati-hati Perth bertanya, takut menyinggung perasaan si gadis.

"Iya, temanku ini menyukaimu? Memangnya kenapa? Tidak boleh?" Tanya dia jutek, dia merasa Perth sombong.

"Boleh, itu hak kamu menyukaiku. Namun perlu di ingat, aku tidak bisa membalas perasaanmu karena aku sudah punya pacar!" Jelas Perth ramah namun tegas, dia tidak ingin memberi si gadis angin surga.

Kedua gadis itu saling melirik satu sama lain.

"Siapa pacarmu?" Tanya gadis yang memegang kotak strawberry.

"Phi Meen Nichakoon!" Jujur Perth berkata dengan senyum lima jarinya. Dia bangga mengatakan siapa pacarnya.

Kedua gadis itu terdiam.

"Jadi gosip itu benar?" Tanya mereka bersamaan, Perth tidak tahu gosip apa yang kedua gadis itu maksud, namun dia iyakan saja agar tidak ribet.

"Tidak apa-apa, cukup izinkan aku menyukaimu saja!" Kata sang gadis sembari memberikan sekotak strawberry yang dengan senang hati diambil oleh Perth.

"Ingat, namaku Jan dan temanku ini Namtan!" Jelas gadis yang memberikan buah strawberry tadi, Perth hanya mengangguk manis.

"Terimakasih banyak Jan..." Tulus Perth berkata yang membuat Jan tersenyum manis.

⏩⏩

Kriettt...
Terdengar suara pintu terbuka yang kemudian di susul oleh suara langkah kaki yang berjalan menghampiri Perth yang baru saja selesai mengerjakan tugas kuliahnya.

Cup!
Satu kecupan singkat mendarat di kening Perth. Kecupannya tidak hanya sampai di situ, dia juga mengecup pipi chubby Perth.

"Phi Meen bau keringat...!" Rutuk Perth sambil mendorong Meen agar Meen berhenti memberikan kecupan-kecupan di wajahnya.

Meen baru saja pulang dari klub basketnya.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang