16 : Cancel

480 41 1
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Nada dering handphone membangunkan dua insan yang sedang bergelung nyaman di bawah selimut lembut.

Sang pemilik handphone pun meraba-raba mencari handphonenya. Dengan usaha yang sedikit menyusahkan diapun mendapatkan handphonenya.

Dia berdecak kesal, siapa yang pagi-pagi ini meneleponnya. Bagi mereka mungkin masih pagi tapi bagi semesta sekarang sudah jam 11 siang.

Dia mengusap kepala sang kekasih yang tidur di pangkuannya agar tidur lagi.

"Hallo phi Min!" Jawabnya dengan wajah bantalnya.

"Sekarang tuan Meen dimana? Papa tuan masuk rumah sakit!"

Mendengar papanya masuk rumah sakit membuat dia segera duduk dari posisi rebahannya. Kekasih dia pun kembali bangun dari tidurnya.

"Sakit apa? Di rumah sakit mana?" Paniknya bertanya yang tidak bisa dia sembunyikan.

Melihat Meen yang panik, membuat dia segera mengumpulkan nyawanya, dia juga segera bangun dari posisi rebahannya sembari menahan rasa kebas dan ngilu di area bawahnya.

"Ada apa phi?" Tanya sang kekasih serak khas bangun tidur, Meen diam saja, dia hanya mengecup kening sang kekasih, dia tidak mau membuat kekasihnya khawatir. Padahal diamnya membuat sang kekasih khawatir.

"Jangan panik! Papa cuman kelelahan! Nanti sore papa juga sudah di izinkan pulang" Pemilik suara ini papanya, dia merebut handphone Min, sekretarisnya. Sekretaris nya ini terkadang menyebalkan.

Mendengar suara papanya membuat dia lega, ini bukan pertama kalinya papanya kelelahan karena bekerja, dulu juga pernah. Papanya itu workaholic, sengaja menyibukkan diri untuk melupakan sesuatu yang takkan pernah bisa dia lupakan.

"Apa ada yang bisa Meen lakukan pa untuk membantu pekerjaan papa?" Kata Meen menawarkan diri untuk membantu pekerjaan papanya. Dia ingin meringankan beban papanya.

"Kamu serius mau membantu papa, bukannya sekarang kamu sedang liburan bersama mantu papa" perkataan papanya membuat Meen mengulum senyum, jika dulu papanya masih pakai kata CALON MANTU maka sekarang kata CALONnya sudah hilang.

Meen melihat kekasihnya, dia mengelus sayang pipi chubby kekasihnya yang diam bengong melihat Meen bicara.

"Kita pulang yah dek, papa sakit!" Perth hanya mengangguk dengan bibirnya yang tersenyum cantik membuat yang melihatnya adem ayem.

"Iya pa, aku serius mau membantu papa!" Jawab Meen mantap tanpa keraguan.

Perth memperhatikan area sekitarnya, sekarang mereka berdua sudah di kamar Meen. Perth sedang berpikir, kapan Meen menggendongnya, kok dia tidak tahu.

"Baiklah kalau begitu, jangan lupa bawa mantu papa! Papa mau bertemu dengan dia!" Balas papanya semangat tuk bertemu dengan Perth.

"Iya pa, bye pa!"

Panggilan pun berakhir., handphone pun di letakkan di meja nakas.

Melihat Meen yang sudah selesai menelpon dengan papanya Perth pun ingin meminta sesuatu.

"Phi... Gendong adek ke kamar mandi phi!" Pintanya malu-malu. Tadi dia sudah mencoba untuk berjalan, tapi tidak bisa, jangankan berjalan, berdiri saja susah. Efek samping percintaan semalam.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang