37 : Negosiasi

538 50 2
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Mulai sekarang kalian tidak perlu melayaniku, kalian aku bebaskan!" Terang Meen kepada Bbenz dan Chimon. Saat ini Meen berada di apartemen Bbenz Dan Chimon, apartemen yang dia belikan untuk mereka.

Chimon dan Bbenz saling melirik, sudah mereka duga kalau suatu hari nanti mereka ditinggal begitu saja oleh Meen.

Mereka duduk di sofa ruang tengah dengan posisi duduk saling berhadap-hadapan.

Bbenz meremat tepi sofa seraya menggigit kecil bibir bawahnya, dia keberatan berpisah dengan Meen.

"Kenapa kami dibuang?" Yang bertanya sok tegar ini Chimon.

"Karena sekarang aku sudah punya pacar!" Jelas Meen apa adanya.

"Kami rela kok jadi simpanan phi!" Cetus Bbenz berharap Meen mengurungkan niatnya meninggalkan mereka.

"Akunya yang tidak mau punya simpanan!" Tegasnya Meen berkata, dia duduk gagah dengan iris tajam nan takkan goyah.

"Tapi..."

"Kalian tidak perlu khawatir, kalian boleh tinggal di sini sekalipun kalian tak lagi aku pakai!" Potong Meen lugas sehingga perkataan Chimon tidak jadi usai.

Mereka tidak menginginkan apartemen ini, mereka menginginkan Meen.

"Carilah pekerjaan yang lebih baik dari ini! Kalian terlalu berharga untuk menjadi seorang pemuas nafsu!" Kata Meen seraya menuliskan cek untuk mereka agar mereka bisa hidup hingga 3 bulan kedepan. Berharap selama 3 bulan itu, mereka sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari ini tanpa perlu menjual diri.

"Apa kami masih boleh menemuimu phi?" Tanya Chimon lirih.

"Ya, jika hanya sebatas kenalan!" Jawab Mean santai, dan setelahnya dia pergi dari sana.

"Aku mencintaimu phi!" Seru Bbenz kepada Meen saat Meen sudah berjalan 7 langkah dari pintu apartemen mereka. Bbenz berdiri di depan apartemen.

"Terima kasih!" Sahut Meen tanpa menoleh ke belakang, dia menghargai perasaan Bbenz namun dia tidak bisa menerima perasaan Bbenz.

Chimon menepuk pundak Bbenz, mencoba menguatkan Bbenz di saat dia sendiri juga terluka. Harusnya mereka tidak boleh jatuh cinta kepada pelanggannya sendiri, harusnya.

⏩⏩

"Darimana? Kenapa jam segini baru pulang? Di telepon nggak di angkat di SMS juga nggak dibalas. Adek cemas tahu!" Omel Perth kepada Meen yang baru saja masuk kamar, Perth sudah berkacak pinggang.

Meen tersenyum, dia mencoba meraih pinggang Perth tapi Perth malah melangkah mundur, ceritanya dia merajuk.

"Handphone phi kehabisan baterai?" Jelas Meen seraya menunjukkan handphonenya kepada Perth.

"Alasan! Phi selingkuh?" Omel Perth masih berlanjut, tangannya sudah bersidekap di dada dengan iris tajam terarah untuk Meen.

Perth bicara begini karena dia melihat Meen memasuki apartemen seseorang. Cemburu dia.

Kebetulan Perth juga ada di sana, dia pergi mengunjungi Yacht. Yacht juga tinggal di apartemen itu, namun beda lantai dengan apartemen yang Meen masuki.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang