36 : Kita Bersama 🔞

839 51 5
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Walaupun adegan dewasanya nggak begitu jelas tapi tetap saja aku beri warning agar nggak ada yang kaget😉

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Nana menatap lurus nan tajam kearah Perth yang tertawa cengir.

"Lain kali aku tidak mau lagi menjaga si kembar jika phi perginya selama itu!" Keluh Nana berkacak pinggang dengan pipinya nan menggembung.

Selama dia menjaga Pin dan Krit dia mengalami kesusahan yang sungguh memusingkan kepala ditambah Pin yang super cerewet cengeng. Kalau Krit sih tidak masalah karena dia baby nan pengertian.

Perth baru saja pulang dan ini sudah malam malam hari, Meen yang mengantar Perth pulang.

Kriettt...
Suara pintu terbuka, itu Blue yang keluar, dia baru saja menidurkan si kembar.

Blue tidak bicara namun iris matanya tidak pernah beranjak dari Meen yang saat ini membantu Perth membujuk Nana.

Nana tersenyum senang saat Meen memberikan Nana Black Card.

"Nana..." Tegur Perth yang tak di gubris oleh Nana.

"Nana boleh membeli apapun yang Nana mau kan phi Meen?" Meen mengangguk seraya mengusap sayang kepala Nana.

"Kita perlu bicara!" Ucap Blue kepada Meen, Perth sudah sibuk berurusan dengan Nana sehingga dia tidak tahu mengenai Blue yang membawa pergi Meen.

Dan di sinilah Blue dan Meen saat ini, di ruang tamu apartemen Yin War.

"Kamu sudah tahu kalau Anan sudah meninggal?" Tanya Blue yang langsung ke pokok bahasan.

"Sudah, Perth sendiri yang memberi tahuku!" Jelas Meen yang di tatap penuh arti oleh Blue, Mark, Yin dan War. Seolah-olah Meen lagi di sidang oleh dosen untuk penyelesaian thesis.

"Jadi, sekarang apa status hubunganmu dengan Perth?" Tanya Yin tanpa basa-basi, dia tidak ingin Perth terluka karena jatuh di tangan pria yang salah, cukup sudah dia melihat Perth menangis. Walau bagaimanapun dia ingin memastikan keinginan Anan agar Perth selalu bahagia.

Anan duduk dengan posisi bersilang tangan di depan dada.

"He is my boyfriend!" Jawab Meen lugas yang sudah di duga jawabannya oleh keempat orang itu.

"So, how about your mother?" Kali ini Mark yang bertanya.

"Ini hidup ku dan tak satupun yang bisa mengaturnya!" Jelas Meen mantap tanpa keraguan kalau kali ini dia tidak meragu sedikitpun apalagi mengalah seperti yang sudah-sudah.

Blue menghela nafas panjang nan berat, dia ragu kalau mama Meen tidak akan ikut campur dalam hubungan MeenPerth.

"Lalu bagaimana dengan mainanmu yang selama ini selalu memenuhi kebutuhan lahirmu?" Pemilik suara tajam ini War, dia tahu mengenai Meen yang memiliki dua mainan.

Tiga orang lainnya menyorot intens War, mereka butuh penjelasan sebab mereka tidak tahu menahu mengenai hal itu.

"Tentu saja segera aku tinggalkan!" Respon Meen tegas.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang