12 : Jarak Itu Semakin Melebar

354 45 0
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Baru saja Perth keluar dari toilet, dia langsung ambruk. Dia pingsan, untung saja di sana ada Blue yang sedari Perth keluar dari kelas yang sudah dia ikuti. Dia mengikuti Perth karena melihat wajah Perth yang pucat pasi serta dengan langkah kaki nan sempoyongan.

Sekarang ini Perth sudah berada di rumah sakit.

Sore harinya baru Perth siuman dari pingsannya.

Papa dan mamanya sedang berada di luar kota sehingga hanya Blue yang menunggui Perth di rumah sakit.

Perth mendudukkan dirinya di ranjang pasien, dia mengusap dahinya karena masih terasa pusing.

"Tidak makan, apa-apaan itu?! Kamu diet?" Tanya Blue yang tidak ada manis-manisnya. Dia marah.

"Tidak phi... Aku hanya lupa makan!" Jawab Perth memelas agar Blue tidak marah lebih jauh lagi.

"Lupa makan? Ya Tuhan... Baru kali ini aku bertemu dengan manusia yang lupa untuk makan!" Tidak percaya Blue dengan perkataan Perth.

"Maaf phi... Lain kali tidak akan aku ulangi...!" Ujar Perth memelas dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Blue memutar bola matanya dengan malas, kemudian dia duduk di tepi ranjang Perth. Dia membawa Perth ke dalam pangkuannya. Dengan penuh cinta kasih dia belai sayang kepala Perth. Perlakuan Blue membuat Perth menumpahkan kembali air matanya.

Perth menangis sejadi-jadinya di pangkuan Blue, ini pertama kalinya dia menangis di hadapan Blue, biasanya mana pernah.

"Jangan menangis! Phi tidak marah, jadi berhentilah menangis!" Tutur kata Blue lembut agar Perth berhenti menangis.

Perth menangis bukan karena dimarahi oleh Blue, dia menangis karena dia butuh seseorang untuk menemaninya menangis. Masalah akhir-akhir ini membuat dia pusing, makan hati serta lemah tak berdaya untuk menghadapinya.

"Jika kamu tidak berhenti menangis aku akan menciummu, mencium seluruh tubuhmu!" Ancam Blue tegas yang membuat Perth langsung menghentikan paksa air matanya.

"Phi jahat...!" Seraknya berkata, kemudian dia memanyun-manyunkan bibirnya yang membuat dirinya tampak sangat imut.

Blue tidak perduli dengan perkataan Perth dia terus menyeka lembut sisa air mata Perth.

⏩⏩

Jam 5 sore Meen sudah sampai di asrama, akhirnya setelah sekian lama dia bisa pulang cepat.

Dilihatnya di kamar tidak ada siapapun selain dirinya.

"Mungkin dia masih berada di club'!" Pikir Meen dalam hati.

Meen segera ganti pakaian, berjalan ke minibar untuk memasak makan malam.

Begitu dia ingin membuang sampah sisa bahan masakan kemarin dan hari ini, dilihatnya tong sampah sudah penuh dengan makanan, lampu hias, lilin, bunga dan hal lainnya.

Otak Meen yang cerdas itu sedang berpikir mengenai hari spesial apa kemarin! Seperti apapun dia berpikir tidak dia temukan jawabannya. Hingga dia putuskan untuk menanyakan langsung kepada Perth nanti.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang