Sorry for typo & kata yang hilang 🙏
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
Kriettt...
Blammmn...
Dan setelahnya terdengar langkah kaki cepat dengan nafas yang memburu.Meen bersyukur Perth berada di asrama. Sebenarnya dia sudah tahu Perth berada di asrama, Godt yang memberitahu dia.
Meen melepaskan sepatunya begitu dia sudah masuk ke kamar, dia berjalan cepat dan menghampiri Perth yang sudah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Adek...!" Lembutnya memanggil Perth begitu dia sudah duduk di samping Perth sambil menarik selimut Perth namun selimut tersebut di pegang kuat-kuat oleh Perth.
"Tidak ada yang bernama adek di sini!" Sahut Perth dengan suara bergetar dari balik selimut.
"Kalau begitu yang berada di balik selimut ini siapa?" Tanya Meen bernada membujuk, dia tahu saat ini Perth menangis.
Perth diam saja, dia tidak menjawab pertanyaan Meen.
"Adek...!" Lembutnya menyeru Perth yang tetap tak disahut oleh Perth.
"Adek...!" Seru Meen lagi yang masih tak disahut oleh Perth. Perth masih sibuk dengan air matanya.
"Sayang...!" Panggil Meen lagi setelah menghela nafas panjang nan berat.
Perth tetap diam dan dia sudah mulai menutup kedua telinganya.
"Adek sayang...!" Panggil Meen lagi yang sudah mulai kehabisan akal untuk membujuk Perth pasalnya ini pertama kalinya Perth marah kepada diri dia seperti ini.
"Pergi!" Sahut Perth masih dengan suara yang bergetar dan Perth juga tidak peduli dengan perasaan Meen saat ini.
"Perth sayang...!" Bujuk Meen dengan sakit yang tertahan.
"Pergi!!! Bukankah selama ini phi jarang pulang, kenapa sekarang phi pulang?" Sebenarnya sakit hati dia berkata seperti ini, tapi mau bagaimana lagi, dia sudah emosi. Kalau gak dilampiaskan, bisa-bisanya melukai dirinya sendiri.
Meen menghela nafas kasar.
"Asal adek tahu... Dari awal kamar ini hanya phi isinya! Jadi adek yang harus pergi!" Kata Meen yang tidak ada manis-manisnya, dia sengaja berkata seperti ini agar Perth keluar dari selimutnya.
Perth segera bangun dari rebahannya, matanya yang basah itu sejenak melihat bola mata Meen sendu.
Ketika Perth ingin beranjak dari kasurnya, Meen menahan tangan Perth yang tentu saja ditepis kasar oleh Perth, namun tenaga Perth kalah saing dari tenaga Meen yang kuat, ditambah lagi tubuh Perth yang belum begitu fit.
Meen memegang erat kedua pergelangan tangan Perth yang berada di bawah tubuhnya.
Perth terus berusaha keras untuk lepas dari kukungan Meen, semakin Perth meronta malah semakin erat dan kuat Meen memegang pergelangan tangan Perth, hingga akhirnya pergelangan tangan Perth memerah perih namun dia tahan.
"Lepas phi! Bukannya phi yang mengusir adek? Lalu kenapa phi seperti ini? Lepas gak?!" Sentak Perth dengan air mata yang masih mengalir sehingga membuat Meen frustasi. Meen sangat tidak suka melihat Perth menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future - END
FanfictionTerkadang cinta itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu sekalipun awalnya tak ada cinta namun lambat lain hatipun akan menerimanya apa adanya serta melabuhkan cintanya disana untuk masa depannya. ⏩ Homophobia dilarang keras mendekat ☠️ ⏩ Area Dewa...