11 : Menunggu

330 42 0
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Karena mereka berdua saling diam, maka jarak cinta kasih mereka berdua semakin jauh, jauh melebihi mata memandang, melebar melebihi lebarnya lapangan golf dan luas melebihi luasnya samudera.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Dering alarm yang sudah tersetel di handphone membangunkan sang pemilik handphone dari tidurnya. Dia meraba-raba guna mencari handphonenya, dengan rasa malas dia bangun dari posisi rebahannya setelah mematikan alarm di handphonenya.

Netra matanya langsung beredar mengitari setiap jengkal kamarnya untuk mencari sosok yang selalu mengucapkan kata PAGI SAYANG...! Yang kemudian dia kecup keningnya. Sudah satu minggu ini tidak ia temukan sosok tersebut, baik pagi maupun malam, berpas-pasan di kampus pun sangat jarang. Jika biasanya sosok tersebut selalu kasih kabar kepada dia namun akhir-akhir ini tidak lagi.

Dia menghirup nafas dalam-dalam kemudian dia hembuskan secara perlahan-lahan guna menenangkan dirinya yang mulai kalut.

Netra matanya menangkap sarapan pagi yang selalu terhidang di meja.

Menu sarapan pagi ini telur omelette bersama roti panggang, daging ham, salad dan segelas susu.

Tanpa dia sadari air matanya jatuh. Dia tidak butuh sarapan itu, dia butuh Meen.

"Aku merindukan mu Phi...!" Lirihnya dengan suara bergetar sambil meremas erat kain selimutnya.

Dia menyeka kasar air matanya serta menghentikan paksa air matanya.

Kemudian dia segera beranjak dan berjalan menuju kamar mandi, tidak butuh lama bagi dirinya untuk mandi serta berpakaian dan hal lainnya termasuk memakan sarapan paginya.

Baru saja dia selesai mencuci piring makannya, pintu kamarnya ada yang mengetuk.

"Perth... Ini aku dan Joong!" Serunya yang suaranya sudah Perth hapal betul, siapa lagi kalau bukan Yacht, best friend-nya.

Akhir-akhir ini Perth sering pulang pergi ke Campus bersama mereka, biasanya Perth memang sering pergi ke Campus dengan Meen tapi akhir-akhir ini tidak lagi.

Setelah mengambil tasnya, Perth segera berjalan keluar kamarnya.

Seperti biasa Perth selalu tersenyum ramah menyambut teman-temannya.

Tanpa ada hujan dan badai mereka berdua mengusak kasar rambut Perth sehingga rambut Perth yang sudah dia tata rapi kembali berantakan.

"Sialan jangan mentang-mentang kalian lebih tinggi dari ku kalian menganggap ku bocah!" Rutuk Perth kesal kepada Yacht dan Joong, mereka berdua sudah berlari meninggalkan Perth dengan wajahnya yang cemberut serta sibuk merapikan kembali rambutnya.

"Selamat pagi Phi...!" Seru Yacht dan Joong bersamaan ketika mereka melewati Godt dan Phoom.

Kemudian Perth juga menyapa dua orang itu sambil mengejar Yacht dan Joong.

Phoom malu dengan kelakuan tiga orang junior nya itu yang sudah sedewasa ini masih saja main-main kejar-kejaran.

"Juniormu tuh...!" Ledek Godt.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang