38 : Taruhan

461 53 4
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Brukh!!!
Perth tidak sengaja menabrak seseorang sehingga barang bawaan mereka sama-sama jatuh.

"Maaf pak!" Ucapnya cemas, dia membantu Perth  mengemasi buku-bukunya begitu juga dengan Perth.

Perth hanya mengangguk namun setelahnya atensi matanya tertarik dengan wallpaper handphone mahasiswa tersebut. Dia ambil handphone yang jatuh itu, serta dia lihat lama wallpaper tersebut.

"Ganteng, pacarmu?" Tanya Perth sembari memberikan handphone tersebut kepada mahasiswa yang sudah menabraknya.

Perth pernah melihat mahasiswa tersebut.

"Maunya sih begitu, tapi dia tidak mencintai ku!" Jelasnya jujur yang menghadirkan rasa lega di hati Perth.

"Namamu siapa?"

"Chimon Wachirawit Ruangwiwat pak!" Jawabnya tersenyum.

"Mon... Ayo!" Panggil Bbenz, mereka mau pergi interview.

Chimon mengangguk.

"Kalian sedang mencari pekerjaan?" Tanya Perth lagi.

Mereka mengangguk.

"Kerja sebagai pelayan cafe mau? Gajinya lumayan lah..." Tawar Perth yang ingat kalau Puimek mencari karyawan baru untuk cabang cafenya.

Bbenz dan Chimon saling melirik.

"Part time kan pak?"

Perth mengangguk untuk pertanyaan Chimon.

"Tapi kami tidak punya pengalaman?" Ujar Bbenz.

"Tidak apa-apa! Nanti kalian akan di training! Bagaimana?"

Bbenz dan Chimon mengangguk.

⏩⏩

"Dia pacarmu?" Tanya Yin tidak bersahabat kepada Meen yang terlihat mesra dengan Kannika. Bagi Yin mereka terlihat mesra padahal bagi Meen itu biasa saja.

Kebetulan Yin dan War menjadi model produk perusahaan Meen, dan mereka baru saja selesai syuting iklan untuk produk tersebut.

"Bukan, dia sekretaris ku! Padahal kamu sudah tahu tapi kenapa kamu saja bertanya!" Jelas Meen biasa.

Mereka sedang makan siang di kantin perusahaan.

"Tapi tidak terlihat seperti itu?" Balas Yin datar.

War sedang di toilet sedangkan Kannika sedang mengambil makanan untuk Meen, Yin dan War.

Meen menghela nafas, dia mengerti kenapa Yin marah.

Tak!
Kannika datang sambil meletakkan makanan pesanan mereka.

Yin tersenyum ala kadarnya kepada Kannika. Tidak lama setelah itu War datang sembari mengobrol dengan Joss, mereka ketemu pas mau masuk ke kantin.

"Yo Yin!" Sapa Joss yang memang sudah lama dia tidak bertemu dengan Yin. Yin membalas ramah sapaan Joss.

"Kenapa telepon dari ku tidak diangkat?" Omel Joss kepada Meen.

Meen mengernyitkan dahinya, seingat dia Joss tidak meneleponnya.

"Nomor baru itu nomorku!" Jelas Joss yang membuat Meen manggut-manggut mengerti.

Joss datang ke sini untuk urusan bisnis.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri!" Jelas Meen di saat Kannika mengupas udang untuk Meen.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang