39 : Wedding Party

598 57 7
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Nicha berjalan cepat masuk menerobos begitu saja pesta pernikahan putranya di mana dia tidak di undang apalagi diberitahu.

"Apa-apaan ini Meen?!" Hardik Nicha di pesta pernikahan Meen Perth. Nicha baru datang dan langsung marah-marah tanpa memperhatikan situasi apalagi kondisi.

Meen semakin mengeratkan tautan jari jemarinya dengan jari jemari tangan Perth.

Meen menghela nafas panjang nan berat, dia lelah dengan sikap mamanya yang tak jua bisa melupakan masa lalu. Entah sampai kapan mamanya seperti ini.

Iris tajam Nicha sungguh berapi-api ketika melihat Perth. Sedangkan Perth menanggapi nya dengan perasaan biasa tanpa tertekan sama sekali karena prianya ada di sisinya.

"Ma... Sebelumnya Meen minta maaf, bisakah mama pergi dari sini jika mama datang hanya tuk marah-marah!" Cetus Meen beramah tamah sekalipun di dalam hatinya sudah bak badai tornado nan menghancurkan. Terluka hatinya bicara seperti ini kepada Nicha. Mengusir wanita yang sudah melahirkannya, sungguh amat sakit.

Mata Nicha membola, amarahnya semakin meledak-ledak.

"Hanya karena dia kamu..."

"Perth sudah menjadi suamiku ma... Jadi tolong hargai dia!" Potong Meen lugas, dia tidak ingin bibir cantik mamanya melontarkan kata-kata yang sungguh meyayat hati pemilik hatinya.

Sunny yang sedari sedang bertukar kata dengan Ritz segera menghampiri mereka.

"Tidak bisa! Dan kau..."

"Bawa nyonya Nicha keluar!" Perintah Sunny kepada bawahannya sehingga kalimat Nicha tidak jadi usai. Tadinya dia ingin mengatai-ngatai Perth.

Keluarga Perth hanya bisa saling melempar pandang, ingin bicara namun mereka menghargai tamu undangan lainnya terlebih lagi menghargai Meen sebagai menantu mereka.

"Papa gendong!" Pinta Krit kepada Perth, Pin bersama YinWar.

Perth menggendong Krit sambil melihat Nicha yang di seret keluar oleh bawahan Sunny.

Meen tersenyum tapi Perth tahu kalau Meen terluka memperlakukan Nicha seperti itu.

"Sialan! Kenapa mendadak sekali kamu menikah!" Rutuk Both New ngos-ngosan, mereka baru saja sampai di Bangkok dan langsung ke sini.

Meen hanya tersenyum namun senyumnya segera memudar saat melihat Benz dan Chimon. Bibirnya hanya dihiasi senyum kecil.

Benz dan Chimon sedang bicara dengan Perth.

"Selamat yah pak!" Ucap mereka menahan sakit. Perth meraih jabatan tangan mereka. Perth mengangguk sambil bergantian menjabat tangan mereka. Mereka membawa hadiah dan diterima dengan senang hati oleh Perth.

Meen datang mendekat, dia merangkul pinggang Perth. Dia menyambut kedatangan mereka sebab walau bagaimanapun mereka pernah menghangatkan ranjang Meen.

"Si kecil ini putra bapak?" Tanya Benz sambil mencubit pipi gembul Krit guna mengalihkan tatapan matanya dari Meen.

Perth mengangguk.

"Namanya siapa?"

"Kritt Tanapon!" Jawab Kritt khas suara tegas kecilnya. Dia memang pendiam namun bukan berarti dia pemalu.

"Dia mirip bapak! Lucu!" Sambung Chimon gemes dengan Kritt, Kritt sudah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Perth, dia tidak suka pipi bakpaonya di colek-colek, risih dia.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang