24 : Mencoba Berdamai Dengan Rasa Sakit

327 33 0
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Sunny duduk dengan kaki bersilang sambil mengotak-atik laptopnya, dia mengerjakan pekerjaannya di rumah sakit sembari menjaga Meen, sesekali dia memperhatikan Meen yang saat ini sedang makan siang bersama Est, dari ekor matanya tampak jelas Est menyuapi Meen makan.

Tampak jelas wajah bahagia dari Meen apalagi Est. Dalam hatinya Sunny berharap kalau amnesia Meen permanen sebab jika tidak... Dia akan mengalami luka nan menyakitkan lagi. Di satu sisi dia memang kasihan kepada Perth namun dia lebih mengutamakan kebahagian putranya.

"Pria yang bernama Perth Tanapon itu kenapa tidak kesini lagi papa?" Tanya Meen begitu saja padahal ada Est di sisinya.

"Kenapa dia harus ke sini jika kamu sudah punya Est di sisimu!" Ucap Sunny menyindir Meen serta Est.

Jidat Meen berkerut, dia tidak suka papanya menyindir Est. Meen tahu papanya kurang suka kepada Est.

Est mengganti topik pembicaraan agar percekcokan ayah dan anak ini tidak berlanjut.

Setelah satu bulan lebih mendekam di rumah sakit, Meen diizinkan pulang serta kuliah lagi.

Meen pergi kuliah bareng Est, Meen mengantarkan Est ke kelasnya dengan bergandengan tangan di sela canda tawa mereka. Kemesraan mereka di rekam dan di upload oleh lambe turah kampus mereka.

"Lihat apa?" Tanya Perth kepada Yacht.

"Bukan apa-apa!" Balas Yacht yang juga disertai gelengan kepala. Perth mana percaya, diapun merebut handphone Yacht.

Hatinya terhenyuh nyeri namun dia berusaha bersikap santai sebab dia sudah tahu Meen dan Est balikan.

Perth memberikan kembali handphone Yacht, dia kembali melanjutkan tugas kuliahnya dengan rasa nyeri hati yang tertahan. Ingin menangis namun dia tahan sehingga matanya terasa lebih panas sebab muatannya tidak lepas.

Diluar Perth mungkin terlihat baik-baik saja, amat sangat baik malah. Di dalamnya jangan tanya lagi, hancurnya tak terkatakan.

⏩⏩

"Kenapa kau tidak menjenguk ku lagi selama di rumah sakit, teman-temanku yang lainnya hampir setiap hari menjengukku?" Tanya Meen kepada Perth setelah mencegat langkah kaki Perth beberapa kali.

Meen datang ke Fakultas Teknik hanya untuk mencari Perth. Dia memang tidak ingat tentang Perth, namun wajah Perth selalu mengusik pikirannya.

Perth memutar bola matanya dengan malas. Kesal bercampur sakit.

Perth tidak merespon Meen, dia malas bicara dengan Meen. Dia kembali melanjutkan langkah kakinya.

Greph...
Meen meraih dan memegang pergelangan tangan kiri Perth dengan kuat sehingga langkah kaki Perth terpaksa berhenti.

"Pacar phi datang!" Dusta Perth yang ternyata mampu membuat Meen melepaskan tangannya.

Meen berdecak kesal sebab dia ditipu oleh Perth.

Perth sudah jauh dari posisi Meen sebab dia segera berlari begitu tangannya lepas dari Meen.

My Future - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang