24. Musuh yang berevolusi

30 10 0
                                    


Kebencian akan berakhir cinta?

Rara izora

Happy reading( ̄へ ̄)

Murid-murid sudah berhamburan pergi keluar, Thear dan Dani piket dihari yang sama. Dani membersihkan hampir semua seisi kelas mulai dari mengangkat kursi, manyapu, sedangkan Thear hanya menghapus papan tulis membuat dirinya tidak enak kepada Dani tapi bagaimanapun itu kemauannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dan, lo gak capek?" Tanya Thear duduk dikursi dengan santai menonton Dani yang sekarang sedang mengepel lantai.

Dani menggeleng sebagai jawaban.

"Kalo gitu gue pulang duluan" Pamit Thear berjalan keluar pintu kelas dengan cepat Dani menghadang Thear agar tidak keluar.

"Tungguin gue lah, gak ada akhlak lo" Ucap Dani menatap Thear sebal. Ya habisnya Thear sudah menawarkan diri untuk membantu tapi Dani menolaknya. Jadi salah siapa?

Dani mengambil uang 20 ribu dikantung celananya menyodorkannya kepada Thear. "Beliin gue minum, haus"

Thear menerima uang itu lalu berjalan menuju warung untuk membeli air. Ia lupa menanyakan apa yang Dani mau, suka atau pun tidak Thear membeli air mineral.

Sesampainya diambang pintu Thear segera memberikan sebotol air dan menyodorkan kembalian uangnya.

"Kembaliannya buat lo aja beli eskrim" Ujar Dani sembari membuka penutup botol.

"itu uang lo" Tolak Thear menaruh uang kembalian di meja.

"Ok. Lain kali gue traktir lo eskrim balesan ini air" Dani menyunggingkan senyum manis. "Gak ada penolakan".

"Saya menolak" Tegas Thear.

"Widih sekarang udah bisa nolak eskrim" Dani tertawa menyentil kening Thear.

"Iyalah, nolak perasaan lo aja bisa" Ujar Thear tersenyum jahil.

Dani yang mendengar perkataan Thear sungguh sangat tersinggung, bisa-biasanya Thear menjatuhkan harga dirinya.

Dani mendengus kesal. "Banyak omong lu"

🍦🍦🍦

Rara masih berdiri di depan gerbang sekolah, berjalan kecil ke kiri dan ke kanan tidak tenang sembari terus memperhatikan layar handphone -nya.

Ia terkejut ketika ponselnya bergetar terus menerus. Panggilan masuk. Rara memberanikan diri untuk menerima panggilan itu, Ia menelan ludahnya kasar saat seseorang disebrang sana berbicara.

ANGGEROGEBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang