39. Trauma

21 4 0
                                    

•ANGGEROGEBB•

Happy reading (´∀`)

Tiga hari kemudian, selama itu Dani tidak pergi sekolah. Cowok itu sedang menyembuhkan luka memar di wajahnya agar orang lain tidak melihat dirinya terluka, terutama Thear.

Hari ini. Dani pergi sekolah, sepanjang kolidor para fans-fans nya menanyakan hal yang sama ‘kenapa Dani tidak sekolah?’, atau ‘Dani sakit apa?’

Sekitar jarak satu meter Dani melihat Thear dihadapannya, gadis itu pasti memiliki banyak pertanyaan yang harus ia jawab. Tapi Dani tidak akan menjawab.

Dani tidak ingin menjauhi Thear, tapi cowok yang membuatnya babak belur itu cukup menyeramkan, dan agar Thear bisa hidup tenang, pilihan ini yang paling tepat. Mungkin hanya untuk saat ini. Pikirnya.

“Kamu yakin mau pindah sekolah? Padahal satu semester lagi akan lulus?”

“Saya yakin karena sudah mempertimbangkan berhari-hari.” tegas Dani.

“Kenapa? Kamu ada masalah dengan teman?” tanya Pak Ucup, wali kelas.

“Tidak, Pak. Ini memang sudah kehendak saya untuk pindah sekolah.”

Pak Ucup menghela nafas. “Baiklah, kalau itu emang keinginan kamu. Bapak gak akan paksa.”

“Kalau begitu, saya permisi, Pak. Terima kasih.”

Saat jam istirahat, berita mengenai Dani pindah sekolah sudah menyebar luas di penjuru sekolah. Sebagian orang memilih untuk menangis, karena cowok populer itu pergi.

Thear menunggu waktu yang tepat untuk bertanya pada Dani, lima belas menit setelah bel pulang sekolah. Thear menepuk pundak Dani yang sedang duduk agar menoleh kebelakang. Cowok itu menoleh dengan wajah polos, seakan tidak terjadi apapun.

“Kenapa?”

“Dani, kenapa pindah sekolah?” tanya Thear.

“Pengen aja.” balas Dani.

“Apa karena Thear?” tanya Thear menatap Dani, cowok itu memalingkan wajahnya.

“Bukan karena Thear, tapi ini cuma bisnis orang tua gue. Nggak ada sangkut pautnya sama Thear.” ucap Dani.

“Dani… banyak hal yang Thear pengen tanyain, tapi gak bisa. Kalau emang Dani pindah sekolah bukan karena Thear, atau Dani sendiri yang mau menghindar dari Thear?” tanya Thear dengan mata berkaca-kaca. Dani tertegun.

“Kenapa berpikir kayak gitu?” tanya Dani.

Thear menangis.

“Heh! kenapa nangis? Bodoh!” Dani gelagapan untung saja para murid sudah pulang.

“Pasti sakit ya? Dipukul keras-keras sama orang yang gak kamu kenal?” tanya Thear sesenggukan.

Dani membulatkan matanya terkejut, apa cowok brengsek yang kemarin ngasih tau Thear?

“Thear gak maksa Dani buat cerita, liat Dani baik-baik aja udah bikin Thear lega.” ucap Thear. “Selama Dani gak masuk sekolah, Thear khawatir. Apalagi Dani gak pernah bales pesan yang Thear kirim.” 

ANGGEROGEBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang