BAGIAN 6 : BLACK DIAMOND

526 94 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment

Happy Reading🎉🎉🎉

.
.
.
.
.

6. BLACK DIAMOND

"Kami ada untuk mereka."

Gema membanting tubuhnya di kasur kesayangannya. Tangannya terulur memijat kening yang rasanya akan meledak sebentar lagi. Rasa pening menyerang kepalanya sejak dibasecamp tadi. Masalah perjodohannya saja sudah membebankannya. Ditambah keputusan Bang Arsa dibasecamp tadi.

Jujur saja, keputusan Bang Arsa tidak sepenuhnya ia setujui. Dan ia rasa pun kelima temannya yang lain pun merasa hal yang sama. Bagaimana bisa Bang Arsa memilih mereka? Musuh bebuyutannya di sekolah. Iya. Foto yang ditunjukan Bang Arsa tadi adalah foto Jendral dan kelima temannya.

Selama ini tak ada kata akur dikamus mereka. Jangankan akur, berada di tempat yang sama tanpa menimbulkan kerusuhan saja tidak pernah. Pasti selalu ada pertengkaran ditempat itu. Lalu? Kini mereka diminta bekerja sama menjadi satu tim? Gema tidak yakin dengan itu. 

FLASHBACK...

Arsa mengeluarkan beberapa foto berisi wajah wajah orang yang menjadi pilihannya untuk bergabung disini.

"Nah kan. Bener!" batin Rafka.

"Ajak mereka gabung kesini!"

Keenam pemuda itu kompak melebarkan matanya. Bahkan Rafka sampai mengusap matanya berkali kali berharap penglihatannya salah.

"Bang lo yakin? Kita kenal mereka. Mereka nggak cocok untuk kayak gini. Mereka cuma akan jadi beban," keluh Mahesha.

"Iya, Bang. Mereka cuma bakal ngerusuh. Ngerusak rencana. Mending yang lain deh," ujar Rafka.

"Tenang saja. Saya sudah memperhatikan mereka dari lama. Dan saya yakin mereka bisa diandalkan," ujar Arsa santai sambil menatap enam orang didepannya satu satu.

Terdengar helaan nafas dari mereka. Tak ada yang bisa diperbuat selain menuruti perkataan Arsa. 

Arsa terkekeh singkat. "Saya tahu kenapa kalian nolak."

"Jangan kalian pikir saya tidak memperhatikan apa yang kalian lakuin di sekolah. Mereka musuh kalian kan?"

"Trus kenapa Bang Arsa milih mereka buat gabung kalo tau mereka musuh kita?!" protes Mahesha. Masih dengan jelas ia ingat bagaimana Jonathan mengejeknya tadi begitu pula dihari hari sebelumnya. Bisa dibilang, ada dendam kecil dalam hati Mahesha terhadap Jonathan. Ia sangat tidak rela jika ia harus berhadapan setiap hari dan bekerja sama dengan keenam berandalan itu.

"Mahesha...Mehesha...tidak semua musuh itu merugikan. Kadang mereka bisa jadi partner terbaik untuk melawan musuh yang lain. Dan mungkin selama ini mereka mengetahui sesuatu?"

"Maksudnya?" tanya Gema.

"Iya...tau bagaimana berulah dan merugikan orang lain," cetus Mahesha.

Arsa lagi lagi terkekeh singkat. Arsa memahami bagaimana keenam orang ini. Diantara yang lain, Mahesha yang paling ketus dan sinis terhadap seseorang. Selain itu, ia juga keras kepala. Tidak mudah mengubah jalan pikirannya begitupun pilihannya.

DUA BELAS KSATRIA GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang