BAGIAN 32 : TAK TERDUGA

392 56 8
                                    

Halloooo

Gimana kabarnya?

Jangan lupa vote dan komennya yaaa

Happy reading!!!

.
.
.
.

32. TAK TERDUGA

"Bian?"

Tanpa mengucapkan sepatah-katapun pemuda dihadapan Vanya itu langsung menarik tangan Vanya memasuki rumah.

"Bian lo ngapain disini?" tanya Vanya lagi.

Tiba di ruang tamu Vanya, pemuda yang dipanggil Bian itu baru melepaskan tangan Vanya. Biam mengeluarkan sebuah kertas dari dalam jaketnya lalu menyerahkannya pada Vanya.

"Miracle. Gue masih inget waktu itu lo pernah nyebut nama itu dan lo marah banget sama mereka karena nyulik sepupu lo. Sekarang gue tanya, sebenernya siapa Miracle itu?"

"Lo dapet ini darimana?"

Kertas yang dibawa Bian merupakan surat ancaman dimana tertera nama Miracle sebagai pengirimnya.

"Berhenti mengusik dan ikut campur sebelum kematian segera menghampirimu"—Miracle

Seperti itulah kalimat yang tertulis di dalam surat itu. Tidak hanya tulisan, namun juga sebuah noda merah yang mirip darah juga terdapat disana.

"Sepupu gue menghilang tiba-tiba tanpa kabar dan tadi pagi gue nemuin ini di depan gerbang," ujar Bian.

"Sepupu?" Vanya mengernyitkan pandangannya. Sudah lama ia berteman dengan Bian namun ia tak tahu jika laki-laki itu memiliki sepupu disini. Bahkan kepindahan laki-laki ini pun ia tak tahu. Mereka berteman saat mereka sama-sama di Surabaya. Sebelum akhirnya Vanya memilih pindah ke Jakarta demi menyelidiki kasus penculikan sepupunya. Sedangkan Bian, entahlah! Hanya berlibur atau juga pindah kesini.

"Iya. Kemarin dia harusnya jemput gue di bandara tapi ternyata nggak. Tante gue coba nanya sama temennya dia yang deket rumah mungkin bilangnya mungkin kerja kelompok. Tapi setelah dapet surat itu gue yakin ada sesuatu sama sepupu gue yang ada hubungannya sama Miracle," jelas Bian.

"Nama sepupu lo siapa?" Merasa tak asing dengan cerita Bian, timbul kecurigaan di benak Vanya. "Lo sepupunya Jonathan?"

"Lo kenal?"

Vanya terkejut. "Serius lo sepupunya Jonathan?"

"Iya, Jonathan Virendra," tegas Bian. "Lo tau sesuatu?"

Vanya diam sejenak. Apakah ia harus memberi tahu Bian? Tapi Bang Arsa memberi tahunya untuk jangan mengatakan sesuatu tentang kondisi Jonathan juga tentang Black Diamond ke orang lain.

"Kasih tau gue, Nya. Lo tau sesuatu, kan?" desak Bian.

"Jonathan gapapa. Lo nggak usah khawatir. Tapi sementara dia emang nggak bisa pulang ke rumah," ucap Vanya.

"Emang kenapa? Kenapa sama Jonathan? Lo nggak bisa rahasiain sesuatu tentang Jonathan sama gue, Nya. Gue sepupunya! Gue berhak tau tentang dia!" tegas Bian. Matanya menatap tajam kearah bola mata Vanya. Meskipun ia dan Vanya seorang teman bahkan sahabat, jika perempuan itu menutupi sesuatu yang berhubungan dengan Jonathan, ia tak akan tinggal diam. Meskipun ia dan Jonathan tidak tinggal di kota yang sama, tapi keduanya sangat dekat. Entah faktor umur yang sama sehingga pemikiran mereka searah atau memang karena ada hubungan darah.

DUA BELAS KSATRIA GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang