Haloooo
Gimana kabar kalian?
Makasih ya yang udah vote, komen dan ngikutin cerita ini. Love you guys
Happy Reading semuanyaaaa
.
.
.
.
.30. PENGKHIANAT HARUS SEGERA DITEMUKAN!
Seorang laki-laki mengerjabkan matanya beberapa kali kala cahaya lampu mulai membangunkannya, membuat tidur laki-laki itu terganggu. Ah tidak! Bukan tidur melainkan dari pingsannya. Ia lantas bangun sambil memegang kepala serta tengkuknya yang terasa nyeri.
"Sssttt..."
Sagara menatap sekeliling. Dimana dia? Beberapa saat otaknya memproses dimana dia berada sekarang. Hingga saat ia mengatahuinya ia terbelalak. Tidak. Ini ruang bawah tanah milik Manggala.
"Gue disekap?" racaunya.
"Maka berusahalah untuk keluar dari rumah ini dulu."
Kata-kata Manggala sebelumnya terngiang di kepalanya. Harus bagaimana ia sekarang?
Sagara meraba kantong celananya. Berniat mencari handphone miliknya untuk memberi tahu temannya atau sekedar meminta pertolongan. Namun, benda yang ia cari ternyata tidak ada. Ia masih ingat jelas ia menyimpan hanphone miliknya di kantong celana sebelah kanan. Tapi sekarang benda itu menghilang.
Tak sampai situ, Sagara mulai bangkit dan mencari di sekitar tempat tidur juga laci-laci yang ada disana. Namun hasilnya sama.
Sial!
Mereka pasti sudah mengantisipasi ini dengan mengambil handphonenya.
Sagara mulai melangkahkan kakinya menyusuri ruangan ini. Mencari celah yang bisa ia gunakan untuk kabur dari tempat ini. Pintu sudah pasti terkunci. Bagaimana ia keluar jika salah satu jalan keluar adalah dari pintu tersebut.
Sagara menjambak rambutnya kasar.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
"Buka pintunya anjing!"
Dengan penuh emosi Sagara memukul pintu tersebut. Namun tak ada sautan sama sekali.
Sagara menjatuhkan dirinya. Terduduk lemah di depan pintu. Ia sudah terjebak sekarang. Harapan satu-satunya adalah pada teman-temannya yang lain. Namun di satu sisi rasa takut juga menyelimutinya. Bagaimana jika semua tak sesuai dengan harapan? Akankah mereka akan berakhir secara bersama-sama?
****
"Gimana keadaannya?"
"Pasien mengalami cidera akibat benturan. Tapi untungnya benturan yang terjadi tidak terlalu parah hingga tidak ada cidera yang serius."
Seseorang dihadapan dokter itu menghela nafas lega. Ia melirik seseorang yang terbaring lemah di dalam ruangan sana yang tak lain adalah Jonathan. Tatapannya beralih kepada dokter dihadapannya.
"Soal tangannya, apa tidak apa-apa?" tanyanya lagi.
"Untuk tangannya mengalami patah tulang. Jadi untuk sementara waktu tangannya harus dipasangkan gips," jawab dokter itu. "Kalau begitu saya permisi."
Orang itu kembali menatap Jonathan di dalam sana. Kondisinya cukup memprihatinkan walaupun tidak ada cidera yang berbahaya. Namun badannya dipenuhi luka-luka yang lumayan banyak. Mungkin akibat goresan ranting pohon waktu ia jatuh ke dalam jurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BELAS KSATRIA GARUDA
Ficção Adolescente⛔ JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM BACA⛔ - Kami Ada Untuk Mereka - Kisah ini tentang dua belas murid SMA GARUDA yang awalnya saling bermusuhan namun akhirnya bekerja sama demi menjalankan sebuah misi besar. Menghilangnya beberapa siswa SMA GARUDA mem...