BAGIAN 13 : LAGI LAGI TENTANG MIRACLE

419 73 6
                                    

Jangan lupa vote dan comment!!!

Happy Reading🎉🎉🎉

.
.
.
.

13. LAGI LAGI TENTANG MIRACLE

"SHIT'

Jonathan mengumpat kesal karena seseorang menarik tas punggungnya ketika ia sedang memanjat tembok belakang sekolah untuk masuk. Yap! Ia terlambat. Ia mengurungkan niatnya untuk memaki orang tersebut ketika mendapati wajah si pelaku yang tidak bersahabat.

"Ayo fight," ujar Haidar datar.

"Wah gila nih orang! Pagi pagi ngajak fight," balas Jonathan.

Haidar hanya menanggapi Jonathan dengan wajah datar. Namun tatapannya begitu tajam menembus kedua netra coklat tua milik Jonathan.

Jonathan paham. Laki-laki dihadapannya tengah menahan amarahnya. Entah soal apa, Jonathan tak mengetahuinya. Haidar butuh pelampiasan amarahnya.

Jonathan akhirnya mengangguk. Ia menggulung kedua lengan seragamnya. "Ayo! Abis itu lo cerita lo kenapa."

Setelah mendapat persetujuan Jonathan, Haidar langsung melayangkan pukulannya pada rahang kiri laki-laki itu. Meluapkan segala amarah yang sejak tadi tertahan dalam dirinya. Jonathan tak membalas sama sekali. Ia hanya menangkis segala serangan Haidar. Walaupun beberapa kali kecolongan karena Haidar menukulnya dengan brutal hingga membuat wajahnya terkena pukulan. Jonathan tak mempermasalahkannya. Ia membiarkan tubuhnya menjadi samsak dadakan dari kemarahan Haidar.

Setelah puas meluapkan amarahnya, Haidar akhirnya berhenti. Ia menjatuhkan tubuhnya bersandar pada tembok belakang sekolah. Menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan sambil menetralkan nafasnya.

Jonathan mengusap luka ujung bibirnya. Ia sedikit meringis sebab luka itu terasa sedikit perih. Pukulan Haidar memang tidak main-main. Lalu ia menyusul Haidar dan duduk di samping laki-laki itu.

"Cerita lo sekarang!" titah Jonathan.

Hening. Haidar hanya diam dan masih mempertahankan posisinya. Sedangkan Jonathan menunggu laki-laki disampingnya itu mengeluarkan suaranya. Namun setelah menunggu beberapa saat, Haidar tetap diam tak bergeming sedikitpun.

"Heh! Dadar gulung! Lo kenapa anjir!? Setelah lo pukulin gue lo nggak mau cerita? Gue bantai balik lo!" cerocos Jonathan kesal.

Haidar bukannya tak ingin menjawab. Sebenarnya ia sedang bingung mulai darimana. Ia tak tahu bagaimana ia menjelaskan semua pada Haidar.

"Dar? Lo nggak papa kan?" tanya Jonathan pelan sambil memegang pundak Haidar.

Haidar diam beberapa saat.

"Gue kecewa sama bokap," guman Haidar. Ia menegakkan kepalanya menatap lurus ke depan. Tatapannya kosong. Tapi Jonathan tahu tatapan itu mengisyaratkan tatapan kecewa dan marah yang menjadi satu.

"Om Han ngapain? Korupsi? Tapikan bapak lo sendiri yang punya perusahaan," ujar Jonathan ngelantur.

"Lupain."

Haidar bangkit lalu memanjat tembok itu meninggalkan Jonathan yang masih bertanya-tanya.

"Bangsat! Udah mukulin gue. Cerita setengah-setengah. Sekarang ninggalin gue. Anjing tuh anak," gerutu Jonathan.

****

Haidar berjalan santai menyusuri koridor dengan earphone di kedua telinganya. Membungkam kedua indra pendengarnnya dari beberapa pekikan perempuan yang ia lewati. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Tujuannya kini adalah perpustakaan. Percuma juga ke kelas. Toh! Kelas sudah di mulai. Daripada di hukum bukankah lebih baik ia tidur di perpustakaan?

DUA BELAS KSATRIA GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang