BAGIAN 29 : RUMIT

345 65 8
                                    

Halooo

Gimana kabar kalian?

Maaf ya ingkar bilangnya bakal rajin up tapi akhir-akhir ini lagi males nulis

Kasih semangat donggg hehe

Jangan lupa vote dan komennya

Happy Reading

.
.
.
.
.

29. RUMIT

Waktu terus berlalu, matahari pun kini sudah berada di ujung batas tugasnya hari ini, menyisakan semburat jingga di ufuk barat sana namun keberadaan Jonathan belum juga ditemukan. Sudah banyak peluh yang mereka keluarkan, berteriak memanggil, berjalan kesana kemari namun tak ada hasil. Entah dimana keberadaan Jonathan.

"JOOO! JONATHAN!"

"JAWAB JO KALO LO DENGER!"

"JONATHAN LO DIMANA?"

Mereka terus berteriak berharap ada balasan namun yanh terdengar hanya suara ranting yang tak sengaja mereka injak.

"Ini kalo emang  kita nggak nemuin Jonathan disini, berarti dia dibawa. Helmnya juga tergelak gitu aja kan tadi," ujar Ajun.

"Udah hampir malem kita belum nemuin apa-apa,"ujar Jendra.

"Istirahat dulu dah. Lo pada nggak capek apa dari tadi jalan?" kata Ajun.

"Gimana bisa lo istirahat disaat temen lo nggak tau keadaannya gimana?!" sentak Haidar.

"Kita juga manusia, bukan robot. Lo pikir nggak capek dari tadi muter-muter sekaligus teriak?!" ucap Ajun agak emosi.

"Terserah." Haidar berjalan meninggalkan ketiga temannya. Ia tak akan istirahat sebelum Jonathan ditemukan. Itu tekadnya.

Jendra berdecak melihat kepergian Haidar. "Ck! Lo disini dulu, Res. Temenin Ajun. Gue bakal susul Haidar."

"Gue aja. Lo abis berantem sama dia. Ribut lagi lo entar," sela Ares.

Jendra mengangguk. Ia mengikuti Ajun yang sudah duduk di bawah pohon sejak tadi. Sedangkan Ares, ia langsung berlari mengikuti Haidar selagi belum jauh.

Tinggallah Ajun dan Jendra disini. Keduanya sama-sama diam beberapa saat. Pikiran mereka sama-sama melayang entah kemana. Yang jelas kini banyak hal yang sedang berkecamuk di kepala mereka.

"Gue tiba-tiba kangen kita yang dulu. Dulu biasanya jam segini kita lagi nongkrong di Warung Bu Wati. Sekarang kita malah begini. Baru juga seminggu yang lalu kita hampir mati kebakaran eh sekarang Jonathan yang kena," celetuk Ajun dengan tatapan menerawang ke atas. Tak bisa dipungkiri jika manusia pasti akan mengalami perubahan. Dan pastinya akan ada saat untuk merindukan masa-masa yang telah berlalu. Hidup mereka yang awalnya seperti remaja pada umumnya, sekarang harus berubah dengan diselimuti bahaya dan ancaman.

"Mau gimana lagi? Berhenti pun nanggung. Kita udah terlanjur masuk ke zona ini," balas Jendra.

"Gue jadi mikir, apa kita bisa terus selamat mengingat yang kita hadapin itu Miracle," guman Ajun pelan. Hal itu langsung membuat Jendra menoleh.

DUA BELAS KSATRIA GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang