BAGIAN 17 : SAGARA DAN LUKANYA

371 62 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment!!!

Happy Reading

.
.
.
.
.

17. SAGARA DAN LUKANYA

Hari ini sekolah masih diliburkan. Jadi tak ada alasan untuk Jendra bangun pagi. Terbukti saat laki-laki berwajah manis ini masih setia bersembunyi di balik selimutnya. Bahkan bunyi jam alarm yang sejak tadi berdering pun tak juga membangunkannya.

Seorang wanita paruh bawa muncul dibalik pintu kamar Jendra. Menggeleng pelan saat melihat anak semata-wanyangnya itu masih setia pada tidurnya. Langkah kakinya perlahan mulai mendekati ranjang anak kesayangannya itu. Menggeleng pelan menatap jam yang masih berbunyi itu lalu mematikannya.

"Jendra, bangun yuk! Sarapan dulu," ujarnya berusaha membangunkan Jendra dengan suara yang lembut. Tangannya mengusap rambut Jendra.

"Enghh...."

Jendra mulai membuka matanya. Mengerjapkan matanya sesaat untuk menyesuaikan dengan cahaya yang masuk dari celah-celah jendela kamarnya. Lalu menatap mamanya dengan mata sipit yang hampir hilang itu.

"Ini hari libur, Ma," gumannya pelan.

"Mama tau. Kan tadi mama bilangnya sarapan," tutur mama.

"Ayo bangun dulu. Nanti terserah kalo mau tidur lagi."

Dengan terpaksa Jendra bangun dari tidurnya menjadi duduk.

"Mama nggak ke butik?"

"Nanti agak siangan," balasnya singkat. "Udah sana cuci muka trus sikat gigi. Mama tunggu di meja makan."

Setalah mamanya pergi, Jendra langsung beranjak menuju kamar mandi dengan langkah pelan. Karena jujur saya, ia masih sangat mengantuk sekarang.

Beberapa saat kemudian, Jendra keluar dengan wajah yang lebih fresh daripada yang tadi. Ia menyempatkan memeriksa handphonenya yang terletak di laci samping kasurnya.

Matanya mengeryit saat satu notifikasi pesan dari nomor tak di kenal masuk ke handphonenya.

088xxxxxxx90
|Morninggg
|Pasti belum bangun ya?
|Jangan lupa sarapan ya kalo udah bangun
|Love youu

Rajendra
Nyasar lu ye

088xxxxxxx90
|Eh udah bangun
|Enggak kok

Rajendra
Siapa lo?

088xxxxxxx90
|Abi bisa ketemu?
| Ada beberapa hal yang mau aku omongin ke kamu

Rajendra
G.

Jendra langsung menutup handphonenya setelah pesan itu terkirim. Lalu melempar handphonenya ke atas ranjang begitu saja. Ia tau siapa pengirim pesan itu. Hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan nama itu di dunia ini. Siapa lagi kalau bukan Maura.

Jendra menghela nafas kasar. Bayangan-bayangan masa lalu mulai bermunculan dalam pikirannya. Bohong jika ia mengatakan sudah melupakan semuanya. Apalagi mantan kekasihnya itu. Bahkan rasa yang dulu pernah ada masih menetap dihatinya. Walaupun sudah bercampur dengan rasa kecewa namun tetap saja nama gadis itu masih tersimpan di relung hatinya.

DUA BELAS KSATRIA GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang