BAGIAN 26 : DALAM BAHAYA

370 69 13
                                    

Halooo

Makasih yang udah mampir

Jangan lupa diramein yaa

Vote dan comment WAJIB!

Happy reading!!!

.
.
.
.
.
.

26. DALAM BAHAYA

"Jadi lo mau menjauh dari temen-temen lo?"

Laki-laki yang di tanya itu tak bergeming.
Dengan memejamkan matanya ia bersandar pada tembok dibelakangnya. Berusaha menekan semua beban yang beberapa hari ini selalu menghantam isi kepalanya. Semua terasa sangat berat bagi Haidar. Kenyataan tentang keluarganya sama sekali tak bisa ia terima, terlebih kakeknya. Rasanya ia ingin segera menghilang dari muka bumi. Meninggalkan semua beban yang ada dikepalanya.

"Haidar? Are you okay?"

Khawatir dengan laki-laki disampingnya, Vanya mengusap lengan Haidar. Keduanya kini sedang berada di rooftop sekolah. Haidar sengaja berada disini sejak pagi. Ia ingin menghindari banyak orang. Ia membutuhkan waktu sendiri. Sedangkan Vanya, perempuan itu memang sengaja mencari Haidar untuk membahas sesuatu. Tapi saat melihat keadaan Haidar, Vanya memilih untuk diam. Bukan waktu yang tepat. Rasa iba itu menghampiri Vanya ketika melihat Haidar dalam kondisi frustasi seperti sekarang. Jauh berbeda dengan Haidar yang pertama kali ia temui. Sosok menyebalkan dan pemaksa itu kini telah menghilang dari dalam tubuh Haidar. Yang ada hanya sosok putus asa yang tersisa dari tubuh laki-laki itu.

"Gimana bisa gue baik-baik aja disaat gue tau gue lahir dari keluarga pendosa, Nya," lirih Haidar. Ia membuka matanya. Menatap Vanya yang kini menatapnya iba. Sorot matanya sayu. Haidar benar-benar hancur. Sama sekali tak ada semangat hidup dari sorot matanya.

Vanya menarik sosok rapuh itu kedalam dekapannya. Diusapnya punggung Haidar dengan lembut.

"Yang penting lo nggak, Dar."

"Apa pandangan orang akan tetap sama setelah mereka tau kebenarannya? Terutama teman-teman gue?"

"Mereka pasti ngerti. Walaupun nggak langsung. Gue yakin waktu akan buat mereka ngerti. Apalagi lo udah lama kan temenan sama mereka?"

"Tapi sekarang mereka dalam bahaya gara-gara gue. Terutama Jonathan. Lo juga jadi incaran mereka."

"Gue nggak masalah dalam bahaya. Dari awal gue udah tau konsekuensinya. Disini gue cuma mau selametin sepupu gue, Maya."

"Gue bingung, Nya."

"Tetep jadi Haidar yang kemarin. Kalo lo menjauh, mereka malah akan mikir yang aneh-aneh. Nggak menutup kemungkinan juga mereka curiga sama lo bahkan mereka akan ngira lo juga bagian Miracle yang lagi mata-matain mereka."

"Mereka akan makin dalam bahaya kalo gue deket-deket mereka."

"Sekarang aja mereka udah dalam bahaya, Dar. Sama aja. Kalo gini lo bisa kehilangan temen lo. Lo juga bisa kerja sama bareng Sagara untuk mengungkap semuanya. Ingat! Lo sama Sagara yang punya peluang mudah untuk dapetin informasi."

Haidar langsung menegakkan tubuhnya. Benar juga yang dikatakan Vanya. Harusnya ia bersatu dengan Sagara untuk mendapatkan informasi. Bukan malah menjauh dan membiarkan mereka dalam bahaya seorang diri. Tapi itu artinya ia harus membongkar identitasnya di depan Sagara?

****

"Abiiii"

Langkah kaki Jendra sontak berhenti ketika panggilan itu masuk di indra pendengarannya. Tak hanya Jendra, teman-temannya yang lainpun sontak berhenti. Ia menatap bingung perempuan yang kini berdiri beberapa meter di hadapan mereka.

DUA BELAS KSATRIA GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang