"Setelah hari ini berlalu, ingatkan aku untuk kembali tersenyum"
~Ayra Rafaella Maryam~
***
"Bagaimana sah?"
"SAH"
Bibirku bergetar seiring air mata yang mulai jatuh bercucuran. Meratapi nasib, menikah dengan seseorang yang tidak aku kenal. Pupus sudah harapanku, untuk menikah dengan orang yang selama ini aku cintai.
Kupikir do'a yang selama ini aku panjatkan akan kembali indah dengan membuahkan hasil yang manis, nyatanya tidak lebih dari sekedar angan. Do'a yang selama ini aku panjatkan hanya terbang tinggi ke langit lalu memantul kembali dengan hasil yang kosong. Mungkin ini adalah teguran untukku, karena telah berani mencintai seseorang yang belum halal untukku.
Sakit memang... mungkin jalan satu-satunya adalah ikhlas, aku harus kembali bersabar dan menerima kenyataan. Sudah cukup satu minggu terakhir menguras emosi dan air mata.
Ceklek
Aku mendongak menatap seorang pria yang masuk lalu duduk di sampingku setelah menutup pintu kembali. Pria itu meraih tanganku memasang cincin di jari manis ku, lalu menyodorkan sebuah map yang berisi kertas putih.
Tidak ada tatapan hangat seperti pria pada umumnya terhadap pasangannya.
Aku menatapnya meminta penjelasan, setelah sebuah map berisikan lembaran putih dan pulpen mendarat di atas pangkuanku
"Tandatangan" jawabnya singkat seolah tahu isi pikiranku. Dengan rasa penasaran aku membuka map itu kemudian membacanya.
Seketika dadaku kembali berpacu dengan perasaan yang sesak. Apa lagi ini, sungguh aku sangat bingung dengan setiap tindakannya "Demi Allah, bukan ini yang aku inginkan dari pernikahan kita mas. Aku tidak setuju" ucapku lembut setelah sekian lama berdiam.
"Saya tidak meminta persetujuan darimu, saya kesini hanya ingin menunjukkan perjanjian ini agar kamu menandatanganinya. Karena cepat atau lambat saya akan menceraikan kamu"
"Tapi mas -"pria itu berdiri lalu memotong ucapan ku yang berhasil membuat hatiku tertohok.
"Ada atau tidaknya persetujuan darimu, perjanjian ini akan terus berjalan.Dan satu lagi..."ucapnya menggantung lalu menunduk mensejajarkan pandangan nya denganku. Aku menatap netra yang ada di hadapanku, menunggu satu kalimat yang aku yakini akan membuat hatiku hancur berkeping.
"Saya hanya menganggap pernikahan ini adalah kontrak sekaligus untuk menebus kesalahanku. Jadi...jangan pernah mencintaiku atau berfikir aku mencintaimu. Karena itu adalah ketidakmungkinan yang selamanya tidak akan pernah terjadi"
***
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama🌸
Gimana prolog, dapat nggak feel nya?
Kalau udah dapet, author lanjut.
Jangan lupa tinggalkan jejak yah, klik bintang yang ada di pojok bawah terus komen yang sebanyak-banyaknya, biar author semangat buat nulis
Happy reading ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Dan Waktu (TERBIT)
RomanceCerita Jarak Dan Waktu murni hasil pemikiran penulis Nur'Aminah, jika terdapat salah satu penulis yang menyalah gunakan cerita ini, maka akan saya mintai pertanggung jawaban berupa sanksi rupiah ___________ Hari itu Arsy Allah berguncang dengan heb...