37. Kondisi

3.4K 370 1.4K
                                    

"Seringkali kita mengesampingkan hal-hal yang dianggap kecil, padahal itu sesuatu yang menjadi pegangan seseorang untuk bertahan hidup"

-Aska Gavindra Dirgantara-

***
Setelah di larikan ke rumah sakit, kini Ayra tengah berbaring di atas brankar rumah sakit dengan mata yang masih tertutup rapat.

Sudah dua hari pemilik mata indah itu belum sadar dari koma.

Mata itu masih saja setia tertutup dengan wajah yang terlihat damai. Beberapa kali dokter terus mengamati sesuatu yang tidak biasanya terjadi.

Wajah itu terlihat seperti seseorang yang hanya sedang tertidur, tidak sedang dalam kondisi mengkhawatirkan.

Padahal keadaan Ayra sekarang tidak bisa dikatakan baik, detak jantung yang terus melemah dengan kandungan yang juga ikut melemah.

Jika menghitung usia kandungannya, seharusnya kurang dari satu Minggu Ayra seharusnya melahirkan tapi bagaimana dengan keadaan Ayra yang seperti ini?

Memang saat Ayra baru saja tiba di rumah sakit, dokter sempat kewalahan karena kondisi Ayra yang tidak memungkinkan untuk diselamatkan entah berapa banyak dokter yang ikut menangani.

Kondisi Ayra sangat melemah dengan denyut nadi yang sempat berhenti bekerja. Walau dokter berhasil menangani Ayra, kecemasan dokter itu tak kunjung reda karena kembali mendapatkan fakta bahwa Ayra koma.

Siapa yang tidak khawatir?

Wanita yang sedang koma itu sedang hamil besar, dan parahnya sebentar lagi akan melahirkan.

Memikirkan itu semua membuat sang dokter terus saja memutar otak, mencoba menghubungi berbagai banyak rumah sakit dengan asal yang berbeda agar segera mendapatkan respon positif.

Lalu bagaimana dengan Aska?

Aska tidak henti-hentinya berdiri menatap Ayra lewat kaca pembatas ingin memastikan bahwa Ayra akan baik-baik saja.

Kemarin saat Karel dan Liam sudah menangani Ayra, Karel dan Liam langsung saja menemui Aska dan melepaskannya kemudian menjelaskan secara detail kondisi dan asal mula kejadian ini semua.

Dan yah...jika kalian mengira bahwa proses Karel dan Liam berjalan dengan baik maka kalian akan salah besar.

Setelah mengetahui semua itu. Aska membabi buta, terus memukuli wajah Karel dan Liam secara bergantian hingga mereka berdua juga dilarikan ke rumah sakit.

Mungkin Karel dan Liam bisa saja membalas perbuatan Aska, tapi karena rasa bersalahnya yang tidak bisa melindungi Ayra, maka dengan sukarela Karel dan Liam menyerahkan dirinya sebagai sasaran amarah Aska.

'Apa ini balasan dari perbuatan ku?' Tanya Aska dalam hati dengan matanya yang sedetikpun tidak pernah lepas dari Ayra.

'Jika iya kenapa harus Ayra yang harus merasakannya?'

'Selama ini Ayra menderita karenanya'

"Aska"

"Mama mau pulang bersih-bersih dulu, tapi sebelum itu kamu makan dulu ya nak" Ajak Mira menghampiri Aska, mengusap naik turun punggung putranya berharap Aska bisa ikut dengannya.

"Ayra akan semakin sakit jika kamu terus seperti ini"

"Kamu harus makan, siapa yang akan merawat dan menjaga Ayra jika sadar dari komanya kalau sampai kamu jatuh sakit?"

Semenjak mengetahui Ayra telah ditemukan dan dilarikan ke rumah sakit, Aska sama sekali tidak pernah makan. Terlebih saat mengetahui bahwa sebentar lagi Ayra akan melahirkan dengan kondisinya yang sedang koma, itu semakin membuat nafsu makan Aska menurun.

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang