Jarak Dan Waktu (TERBIT)

13. Argumen

-Benarkah memandangmu juga merupakan suatu kesalahan?"

-Ayra Rafaella Maryam-

***

"Handuk?" Tanya Aska.

"Iya mas, ada di dalam lemari paling bawah sebelah kanan" Jawab Ayra sedikit mengeraskan suaranya.

Aska beralih mencari sesuatu yang dimaksud oleh Ayra, dan matanya tertuju pada handuk yang tersusun rapih.

Aska mengambil salah satunya, kemudian memberikannya kepada Ayra.

Namun belum sempat Aska memberikannya, seketika jiwa jahilnya muncul.

Mungkin mengerjai Ayra sedikit tidak begitu buruk.

"Ada mas?" Tanya Ayra.

"Apa?"

"Handuk"

"Buka pintunya, saya tidak mendengar apa yang kamu katakan"

Ayra mengerutkan keningnya, padahal dari dalam sini Ayra bisa mendengarkan suara Aska dengan baik.

"Handuk mas, tolong ambilin Ayra handuk"

"Apa?"

Ya Allah.

"Ayra butuh handuk" Ucap Ayra membuka sedikit pintu memberi celah agar suaranya bisa didengar oleh Aska.

"Oww handuk, tunggu" Ucap Aska namun tubuhnya masih bergeming menunggu respon dari Ayra.

"Mana mas?"

"Ada"

"Mana sini"

"Ini"

Ayra mengeluarkan sedikit jari-jarinya melalui celah pintu yang terbuka berusaha menggapai sesuatu yang dimintanya meskipun Ayra tidak bisa melihatnya dengan baik karena pandangan yang terhalang pintu.

Ayra merasakan sesuatu mendarat di tangannya namun kembali dibuat cemberut karena sadar Aska menjahilinya.

"Ih kok malah dikasi tangan, Ayra kan mintanya handuk"

"Kan saya ngasih kamu pakai tangan, salah sendiri nyentuh tangan saya"

"Nggak ada tuh"

"Yasudah, ambil sendiri" Ucap Aska.

"Eh-eh mas"

"Tolong, Ayra kedinginan" Ucap Ayra dengan muka cemberutnya.

"Hmmm, mana tangan kamu?"

"Ini mas"

"Mana? Saya tidak melihat apa-apa" Ucap Aska membuat Ayra semakin mengeluarkan tangannya hingga sikunya hampir terlihat.

Tidak sampai disitu, saat Aska menyodorkan handuk pada Ayra.

Dengan sengaja Aska mendorong pelan pintu itu hingga membuat Ayra menjerit keras didalam sana.