20. Kesalahan

6.1K 466 154
                                    

"Diam lebih baik daripada terus bercerita tanpa pendengar"

-Ayra Rafaella Maryam-

***

Aska berdiri pada garis pembatas balkon dengan secangkir kopi yang berada pada salah satu tangannya.

Setelah beberapa percakapan yang telah dirinya bahas dengan kedua orangtuanya, Aska memilih untuk ke apartemennya yang sudah lama Aska sengaja kosongkan.

Sedari tadi mata Aska hanya terus fokus pada hamparan gedung-gedung yang bisa Aska lihat dari atas balkon apartemennya.

Sesekali Aska memejamkan matanya saat angin begitu berhembus kencang menerpa wajahnya.

Sudah satu jam lebih Aska hanya terus berdiri dan diam tanpa tujuan yang jelas.

Bahkan Aska beberapa kali berdecak sulit mengendalikan hatinya.

Aska bingung dengan perubahan sikapnya.

Entah kegelisahan ini datang dari mana.

Permasalahan hidupnya sudah jelas.

Tapi dari Ayra atau Alisya?

Dua nama yang sukses menghantui pikirannya akhir-akhir ini, sangat menyiksa dirinya.

Bahkan perusahaan nya ikut merosot saat berbagai problem menghampiri dirinya.

Dan Aska mengakui kesalahannya, kali ini Aska tidak lagi bisa mempertahankan memegang julukan 'Profesional' nya dalam urusan apapun.

Aska dibuat bingung dengan sikapnya yang berbeda dari sebelum-sebelumnya.

Dua puluh empat tahun hidup, dan baru kali ini Aska merasa banyak tekanan.

Apa yang harus Aska lakukan?

Merelakan kepergian Alisya dan menerima kehadiran Ayra?

Tidak.

Tidak mudah.

Dan tidak akan pernah bisa.

Alisya adalah pemeran penting di kehidupannya. Sampai kapanpun tidak akan pernah Aska temui sosok Alisya pada diri siapapun.

Aska marah.

Aska benci takdirnya.

Aska benci orang-orang asing yang merusak impiannya. Termasuk Ayra.

Andai Ayra tidak hadir dalam kehidupan, mungkin Aska akan menemukan keberadaan Alisya dan membantu Alisya melewati masa sulitnya.

Semuanya terjadi karena pemilik nama itu.

Tapi.

Ada apa dengan dirinya?

Perkataan ayahnya sukses membuat otak dan hatinya bertengkar hebat.

'Lepaskan dia'

"SHIT"

Seharusnya Aska senang, tapi kenapa ada bagian dari diri Aska yang tidak menyukai kalimat itu?

Apa Aska...?

Tidak.

Sampai kapanpun Alisya akan tetap jadi pemenang.

Drrrttt

Drrrttt

Drrrttt

Aska menghela nafas berat saat mengetahui sosok yang menelfon nya.

Aska berbalik meletakkan gelas yang ada ditangannya pada satu meja minimalis yang berukuran sedang kemudian menjawab panggilan tersebut.

"Selemah itu Aska? Saya merasa telah kehilangan putra"

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang