6. Kabar

5.5K 400 27
                                    

‼️BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA ‼️

•••Happy Reading•••

Pukul tiga dini hari Ayra terbangun dari tidurnya karena dering ponsel yang ada di atas nakas.

Dengan berat Ayra berusaha meraih benda pipi itu kemudian menjawab panggilan dari seseorang yang tidak dikenalnya.

"Assalamu'alaikum" Ucap Ayra serak.

Ayra mengucek matanya yang terasa berat untuk dibuka. Padahal masih pukul tiga, siapa yang menelpon di pagi-pagi buta seperti ini.

"Halo"

"–ini siapa yah?" Sambungnya karena tidak mendapat jawaban.

"Lama, sudah bangun?" Ucap seseorang yang ada di seberang sana setelah lama terdiam.

"Ini saya bangun, ada yang bisa saya bantu?" Tidak ada yang salah dengan ucapan Ayra, betulkan sudah bangun.

"Kamu tidak mengenal suara saya?"

"Maaf sebelumnya, saya tidak akan bertanya jika saja saya mengenal anda" Ucap Ayra secara pelan kemudian melanjutkan ucapannya "–jika tidak ada yang penting, saya akan memutuskan panggilan ini...Ass–"

"Fakta yang sulit diterima untuk seseorang yang tidak bisa menggunakan daya ingatannya dengan baik" Potongan dengan cepat sebelum Ayra mematikan sambungan telepon tersebut.

"Teori mengatakan, ingatan atau memori merupakan sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan ingatan. Dan saya tidak percaya bahwa kamu begitu pelupa dalam membentuk kembali ingatan di kepalamu"

"–katakan pada saya apa yang kamu lakukan satu minggu terakhir selama saya meninggalkan kamu untuk urusan bisnis Ayra, sampai-sampai tidak mengenali suara saya" Sambungnya dengan suara yang begitu berat dan... dingin?

Dingin?

Deg

Mas Aska!

"M–mas Aska?" Tanya Ayra.

Seketika kesadaran Ayra kembali, Ayra refleks berdiri lalu turun dari ranjang karena begitu terkejut mendengar suara yang begitu ia kenal.

Benarkah?

"Mas?" Ucap Ayra kembali sekedar memastikan bahwa apa yang ia dengar dan pikirkan benar adanya.

"Kenapa?" Tanya seseorang yang di sebrang sana.

"I–ini beneran mas?"

"Menurut kamu?"

Jantung Ayra berpacu lebih cepat ketika kembali mendengar suara itu. Benar, ini Aska suaminya.

"K–kenapa?"

"–kenapa baru ngabarin? Udah satu pekan. Kemana aja? Mas baik-baik aja kan? Setiap hari Ayra nunggu kabar Mas Aska tau" Ayra menggigit bibirnya usai melontarkan pertanyaan beruntun itu.

Ayra begitu bersemangat. Dorongan dari dalam membuat dirinya begitu ingin melontarkan banyak kalimat yang selama beberapa hari terakhir ini ia simpan.

"Saya lagi sibuk, banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan"

Hening.

Ayra terdiam, mencerna setiap ucapan Aska.

'Sibuk?' Ucap Ayra dalam hati.

"Sibuk banget ya mas?" Tanya Ayra setelah beberapa saat diam.

"Iya"

Ayra menghela nafasnya panjang mendengar jawaban dari Aska.

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang