"Aku terlalu sibuk dengan perasaanku, hingga lupa akan luka yang kian memakan jiwa maupun ragaku"
~Ayra Rafaella Maryam~
***
Sinar matahari pagi membuat seorang pria membuka matanya perlahan. Rasa pening dari tidur panjangnya membuat kepalanya terasa berat.Dia Aska
Dengan perasaan setengah sadar, Aska meraba mencari letak ponselnya. Dirinya mengumpat dalam hati saat menatap layar ponselnya yang menunjukkan pukul sebelas.
Dirinya tertidur cukup lama. Sampai-sampai panggilan masuk dari kantornya pun Aska abaikan.
Aska memijat pelipisnya yang berdenyut. Ada apa dengan dirinya, kenapa kepalanya terasa berat.
Aska berusaha bangun sambil memegang kepalanya, namun lagi-lagi dirinya dibuat bingung disaat menyadari dirinya yang berada di ruangan yang berbeda jangan lupakan dirinya tanpa...?
Shit
Kamar Ayra!
Aska berusaha mengingat kejadian semalam namun yang terlintas dipikirannya hanya Karel yang berusaha memapah tubuhnya saat berada di sebuah club.
Apa yang telah dirinya perbuat, dan kemana perginya gadis itu?
Aska berusaha memperbaiki penampilannya dan berjalan ke arah kamar mandi.
Saat dirinya hendak membasuh wajahnya, seketika bayang-bayang seorang wanita yang tengah menangis memohon-mohon kepadanya.
Jangan lupakan satu kalimat yang semakin menghantam kepalanya.
"Nggak aku nggak mau"
"Aku bukan Alisya"
Apa ini?
Perasaan gelisah seketika menghampiri dirinya disaat bait-bait kejadian yang perlahan tersusun diingatan nya.
Tak ingin terlalu pusing dirinya membasuh wajahnya. Kemudian berjalan keluar menuju ke ruang kerjanya.
Aska membuka layar komputer nya dan mengklik satu file yang diyakininya adalah sebuah jawaban dari... hadiah bangun tidurnya?
Aska menatap layar komputer dihadapannya sesekali meringis memperhatikan Karel yang tidak becus memapah tubuhnya.
Sampai dimana pintu terbuka menampilkan wajah Ayra yang terlihat khawatir.
Rekaman tersebut masih berlanjut sampai Karel memutuskan untuk pulang menyisihkan Aska dan Ayra.
Mulai dari Ayra yang berusaha bersikap lembut padanya sampai dimana Aska yang bersikap kasar.
Aska mem pause rekaman video tersebut berusaha berpikir jernih saat rekaman tersebut menunjukkan Ayra yang tengah berlari jangan lupakan dirinya yang berusaha mengejar Ayra.
Bayang-bayang wajah Ayra yang menangis, berusaha menenangkan dirinya. Bahwa wanita yang dihadapannya ternyata Ayra bukan Alisya.
Shit!!
Jauh di lubuk hati nya, Aska berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang terlintas dipikirannya tidak benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Dan Waktu (TERBIT)
RomanceCerita Jarak Dan Waktu murni hasil pemikiran penulis Nur'Aminah, jika terdapat salah satu penulis yang menyalah gunakan cerita ini, maka akan saya mintai pertanggung jawaban berupa sanksi rupiah ___________ Hari itu Arsy Allah berguncang dengan heb...