16. Informasi

5.9K 500 119
                                    

"Dari luasnya semesta yang berpadu menjadi lautan dengan senang dan lukanya, aku hanya tenggelam dalam gelombang yang nyaris membuatku tak ingin hidup lagi. Dan kali ini karena mu Aska Gavindra Dirgantara"

-Ayra Rafaella Maryam-

***
"Boleh Ayra minta satu permintaan lagi?"


"Apa?"

"Balas pelukan Ayra"

Aska semakin terkejut ketika tanpa protes tangannya membalas pelukan Ayra dengan sangat erat.

"M-mas jangan kencang-kencang. Ayra sulit bernafas" Aska merutuki kebodohannya yang seperti ini.

Aska melonggarkan sedikit pelukannya seperti pelukan pada umumnya.

"Maafin Ayra yah Mas, dan terimakasih" Ucap Ayra.

"Maaf untuk?" Tanya Aska. Rasanya Aska ingin memejamkan mata, begitu nyaman saat usapan Ayra naik turun pada punggungnya.

"Maaf karena permintaan Ayra yang kadang sangat aneh, dan juga selalu meminta sesuatu yang tidak sepantasnya Ayra minta ke mas Aska"

Ck.

"Kenapa mas?"Tanya Ayra saat Aska berdecak kesal.

"Sekarang giliran saya yang meminta sama kamu. Oh ralat bukan meminta, tapi sesuatu yang harus kamu lakukan" Ucap Aska yang dibalas anggukan kecil oleh Ayra.

"Saya mengizinkan kamu sering meminta maaf, hanya pada saya"

"Maksudnya mas?" Tanya Ayra menatap Aska bingung setelah melepas pelukannya.

"Kadang saya bosan mendengar kata maaf darimu. Saya tidak mau orang lain merasakan hal yang sama dengan saya jika kamu terus-terusan meminta maaf walaupun kamu sedang tidak melakukan kesalahan"

"-sudah sering saya katakan bukan?" Sambung Aska.

"Tap-"

"Tidak ada tapi-tapian Ayra, Ini perintah yang harus kamu turuti" Potong Aska tegas saat Ayra ingin mengelak ucapannya.

"Baik mas"

Ayra menatap dalam mata Aska kemudian menatap sekelilingnya yang ramai akan orang-orang yang berlalu-lalang.

"Ayra izin berangkat ya mas?" Izin Ayra pada Aska yang hanya terus diam menatapnya.

"Mas?"

"Hmmm"

"Ayra berangkat dulu, sampai sana langsung Ayra kabarin"

"Hmmm"

Ayra mengulurkan tangannya meminta Aska membalasnya.

Saat tangan Aska perlahan bersentuhan dengan tangan Ayra.

Ayra mencium telapak dan punggung tangan Aska penuh kasih sayang dan terakhir menempelkannya pada pipinya sambil memejamkan mata.

"Baik-baik yah mas"

Deg.

Jantung Aska berpacu lebih cepat.

Perasaan campur aduk menjadi satu saat Ayra memperlakukan dirinya layaknya suami dan perasaan lain yang sulit untuk didefinisikan.

Aska menatap Ayra yang masih memejamkan matanya sambil tangannya yang masih menempel pada pipi Ayra.

"Ass-"

"Sekali lagi saya tanya, kamu serius mau pergi?" Potong Aska sebelum Ayra menyelesaikan kalimatnya.

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang