9. Bertemu

5.3K 426 57
                                    

"Tidak, hanya satu hal yang ku ketahui bahwa semesta akan baik-baik saja tanpa aku"

-Ayra Rafaella Maryam-

***
Seorang pria berjalan dengan angkuh menyusuri koridor rumah sakit dengan sebuah bungkusan plastik ditangannya.

Jangan lupa dengan parasnya yang nyaris sempurna dengan tatapan mata yang tajam.

Tubuhnya yang tegap, dengan satu tangan yang masuk kedalam saku celana menambah kesan cool terhadap dirinya.

Pria itu memelankan langkahnya saat mendengar suara seorang wanita yang dikenalnya sedang bercengkrama dengan seseorang didalam sana.

Tak ingin menunggu lama, pria itu segera membuka pintu, yang kemudian menyebabkan dua insan yang tengah asik mengobrol beralih menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Lama mereka saling melempar tatapan mata, sebelum salah satu dari mereka memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.

"Yaudah Ra' saya pulang dulu, Assalamu'alaikum"

"Iya sekali lagi terimakasih yah, wa'alaikumsalam" Ucapnya yang langsung mendapat anggukan kecil dari lawan bicara.

Setelah orang itu keluar dari ruangan tersebut, wanita yang baru beberapa menit bangun dari ketidak sadarannya menoleh ke arah pria yang masih berdiri menatap dingin kerahnya.

Tatapan itu?

Tatapan yang beberapa hari ini tidak ia temukan. Tatapan yang beberapa hari ini selalu menggangu pikirannya. Tatapan yang selalu sukses membuat dirinya jatuh sejatuh-jatuhnya terhadap pesona mata itu.

Aska!

Aska Gavindra Dirgantara.

Suaminya!

Yang hampir satu bulan penuh meninggalkan dirinya karena urusan perusahaan yang mengharuskan dirinya untuk ikhlas menanggung jarak yang terbentang jauh.

Sosok yang beberapa hari terakhir ini terus menari-nari didalam kepalanya.

Dirinya Rindu.

Ayra sangat rindu.

Lama mereka saling menatap satu sama lain tanpa ada sepatah kata yang keluar dari bibir mereka.

Terbesit rasa rindu di mata Ayra, ingin rasanya berlari dan memeluk sosok itu.

Ayra lebih dulu memutuskan tatapan itu kemudian beralih menyibak kain yang menutupi kaki hingga bagian perutnya.

Sebelum kakinya turun berpijak kemudian memegang tiang dan sedikit merapikan selang infus yang ada ditangannya.

Pergerakannya terhenti begitu mendengar suara bariton pertama kali setelah sekian lama tak terdengar oleh indera pendengarannya.

Rindu.

"Mau kemana?" Tanyanya yang langsung mendapat senyuman dari wanita itu.

"Mau ngajak mas suami duduk" Ujarnya sambil berjalan pelan kearah Aska yang masih setia berdiri didepan pintu masuk.

"Saya bisa ke sana"

"Nggak papa, sekalian jemput. Ayra nggak tahu kalau ternyata suami Ayra udah pulang"

Pelan. Sangat pelan.

Aska yang melihat itu hanya berdiri memandang wanita berhijab abu itu berjalan pelan kearahnya.

Ayra dengan wajah pucat nya dan tiang sebagai pegangan dengan selang infus yang bertengger manis ditangannya.

Lama Aska memandangi Ayra yang tak kunjung sampai dihadapannya. Aska dengan sigap berjalan dengan cepat membuat Ayra terkejut setengah mati ketika tubuhnya sudah melayang tinggi didalam gendongan Aska.

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang