VOTE DAN SPAM KOMEN BUAH APEL(2k komen) AKU DOUBLE UP🤣
***Happy Reading***
Sepuluh menit sudah berlalu. Ayra dengan sabar masih menunggu seseorang yang ada di seberang sana untuk berbicara.
Tadi usai makan malam, Ayra menerima telepon dari sang suami.
Sekarang Ayra tengah duduk, bersandar di kepala ranjang dengan handphone yang masih melekat rapi di telinga.
Sedikit merapikan selimut untuk menutupi sedikit tubuhnya, Ayra menghela nafas bingung.
Ada apa Aska menelepon dirinya, jika tidak ingin berbicara.
"Mas" Panggil Ayra lembut, berusaha mengajak seseorang diseberang sana untuk membuka pembahasan.
Entah Aska mendengarnya atau tidak.
Rasanya Ayra sudah ngantuk, tapi Ayra masih berusaha menunggu Aska untuk memulai pembicaraan.
"Apa mas ingin menyampaikan sesuatu?" Tanya Ayra lagi yang masih belum mendapatkan jawaban.
Jujur Ayra rindu dengan Aska, tapi mengingat dirinya yang sangat kelelahan mengurus orderan yang bisa dibilang tidak sedikit untuk toko yang baru beberapa pekan di buka.
Dan sekarang dirinya tengah dihadapkan dengan seseorang yang sulit ditebak keinginannya. Ini begitu menguras tenaga.
"Yaudah kalau mas nggak ada yang mau disampaikan. Ayra tutup yah teleponnya? Soalnya capek bang-"
"Siapa yang menyuruhmu untuk menutup teleponnya?" Ucap seseorang diseberang sana memotong ucapan Ayra.
"Mas Aska"
"Jawab Ayra" Tekan Aska
"E-nggak mas, tadi itu mmm- Ayra pikir mas salah telfon nomor" Cicit Ayra terbata-bata.
"-lagi...Ayra pikir mas Aska nggak mau ngomong sama Ayra" lanjutnya sambil memilin kecil ujung selimutnya.
"Sejak kapan saya ngomong seperti itu?" Tanya Aska dengan nada khasnya.
Ayra yang mendengar itu hanya terdiam sambil memikirkan jawaban yang tepat.
"Kapan Ayra?" Ucap Aska mengulang pertanyaannya.
"Nggak mas"
Cuma itu kalimat yang Aska dengar dari Ayra.
"Jangan sering menyimpulkan sesuatu yang belum benar-benar sesuai dengan kenyataan" Ucap Aska kemudian melanjutkan ucapannya "Banyak hal yang tidak kamu ketahui dari banyaknya kenyataan yang ada disekitar kita"
"Contohnya?" Tanya Ayra
Aska berdiri, berjalan kearah dinding pembatas dimana dirinya bisa menatap jauh kearah laut dengan sedikit bagian Indonesia terlihat. Batam!
"Layaknya waktu yang terus berjalan. Laut dengan ketenangannya. Dan bumi dengan putarannya" Jawabnya sambil memandang kedepan.
"Kenapa?" Tanya Ayra lagi, walaupun disisi lain dirinya juga sibuk mengartikan kata demi kata yang Aska lontarkan.
"Tidak ada yang benar-benar baik dari ketiga hal itu, walaupun terkadang manusia kerap menyusun semuanya menjadi indah"
Ayra mengangguk-anggukkan kepalanya kecil, setuju akan pendapat Aska.
Sejatinya hal-hal yang ada di dunia ini, mereka sedang sibuk dengan ujiannya masing-masing. Yang nampak baik belum tentu benar-benar baik!
"Yah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Dan Waktu (TERBIT)
RomanceCerita Jarak Dan Waktu murni hasil pemikiran penulis Nur'Aminah, jika terdapat salah satu penulis yang menyalah gunakan cerita ini, maka akan saya mintai pertanggung jawaban berupa sanksi rupiah ___________ Hari itu Arsy Allah berguncang dengan heb...