"Shadaqallahul 'Azim"
Ayra mengusap kemudian menutup Al-Qur'an nya usai melantunkan ayat-ayat Allah. Dirinya begitu larut, sampai tidak menyadari matahari sudah mulai menampakkan teriknya.
Setelah melipat mukena dan meletakkan Al-Qur'an nya, Ayra berdiri mengedarkan pandangannya mencoba mencari keberadaan Aska.
Sebelum mendirikan shalat subuh Ayra tidak melihat Aska sampai sekarang. Apa mungkin tidur di luar? Tapi sepertinya tidak, mengingat sekarang mereka berada di rumah mama mertuanya.
Perlu kalian tahu!
Selain Ayra, Aska juga tidak ingin mamanya tahu tentang hubungannya dengan Ayra yang bisa dikatakan tidak baik.
Selama ini mereka hanya pura-pura bahagia jika didepan orang tuanya. Alur yang diciptakan oleh Aska benar tersusun rapi sampai-sampai orang tua maupun keluarganya tidak tahu-menahu perihal ini.
Ayra yang tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa mengikuti kemauan Aska walaupun sebenarnya dirinya sangat terpaksa. Di paksa untuk memainkan peran, yang sama sekali tidak diinginkan oleh dirinya.
Ayra menghela nafas panjang kemudian berjalan menuruni tangga karena tidak ingin larut dengan pikirannya. Tapi sebelum itu Ayra berpapasan dengan mama mertuanya yang berjalan menaiki tangga berlawanan arah dengan dirinya. "Selamat pagi ma..."
"Pagi sayang" Jawab Mira.
"Mama mau kemana?"
"Oh ini Aska nelfon, minta diantarkan katanya ada berkas yang ketinggalan. Padahal tidak biasanya anak laki-laki mama ini ceroboh, apa lagi jika berkaitan dengan pekerjaan" balasnya diakhiri gelengan kecil.
"Mas Aska masuk kerja? Bukannya hari ini hari libur yah mah?" Tanya Ayra.
Mira yang mendengar itu mengerutkan keningnya tidak mengerti. Apa Aska tidak memberitahu nya?
"Jangan bercanda Ayra, perjalanan bisnis satu bulan masa Aska tidak memberitahu mu" Ucap Mira sambil memukul kecil lengan Ayra.
"Perjalanan bisnis?"
"Iya, Aska ada perjalanan bisnis ke Singapura. Di sana Aska kurang lebih satu bulan."
"Satu bulan?" Tanya Ayra lagi.
"Iya sayang satu bulan. Mama juga nggak ngerti bisnis apa. Dia cuma minta diantarkan berkas itu. Memang nya kamu nggak tahu?"
Deg
'Perjalanan bisnis? Singapura? Satu bulan?'
Ayra menggeleng tidak percaya, bisa-bisanya Aska...Ya Allah.
"Ayra?" Panggil Mira
"Eh i-itu Ayra lupa, astaghfirullah"
"-berkasnya di mana mah? Mas Aska sekarang ada di mana? Biar Ayra yang bawain?" Sambung Ayra, rasanya ia tidak bisa berpikir jernih.
"Nggak papa nih?"
"Iya mah" Jawab Ayra meyakinkan
"Berkasnya ada di atas meja kamar kalian yang dia kerjakan semalam, katanya suruh nanya ke kamu nak. Lagi sekarang Aska udah ada di bandara, kurang dari tiga puluh menit take off. Ini mama di minta buat buru-buru."
"Oh kalau gitu biar Ayra yang bawa yah mah, sekalian mau ketemu mas Aska. Biar nanti nggak kangen-kangen amat, soalnya tadi Ayra ketiduran hehe" Uapnya dengan kekehan kecil kemudian menyalimi tangan mama mertuanya lalu bergegas mengambil barang keperluan Aska.
Mira yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Anak jaman sekarang benar-benar membuatnya gemas.
Ayra selama dalam perjalanan, dirinya tidak henti-hentinya berdoa agar masih bisa bertemu dengan Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Dan Waktu (TERBIT)
RomanceCerita Jarak Dan Waktu murni hasil pemikiran penulis Nur'Aminah, jika terdapat salah satu penulis yang menyalah gunakan cerita ini, maka akan saya mintai pertanggung jawaban berupa sanksi rupiah ___________ Hari itu Arsy Allah berguncang dengan heb...