29. Surat

4.7K 467 534
                                    

JARAK DAN WAKTU
"Semesta jika sudah mengesahkan hukumnya, mau dibawa kemanapun usaha itu pasti ujungnya akan tetap pada luka. Seseorang pernah mengatakan sesuatu kepadaku! Sekalipun ku dekap, akan terlerai sendiri dengan kelemahannya menjaga sesuatu itu. Kupikir resah yang selama ini kurawat akan menjadi tawa yang menggetarkan jiwa, namun ternyata kau tak cukup membuatku yakin dan menetap. Jadi kupikir, menyetujui jarak akan membuatku damai yang walaupun durasinya akan memakan waktu yang lama"

-nramynh-

***
Menghitung hari, kehamilan Ayra sudah memasuki bulan ke sembilan yang berarti beberapa hari lagi Ayra akan segera melahirkan.

Perut Ayra semakin membesar terlebih jika di lihat postur tubuh Ayra yang kecil. Janin Ayra sangat sehat terlebih Aska menjaga ketat pola makan Ayra.

Sikap posesif dan overprotektif Aska semakin menjadi-jadi seiring perut Ayra yang ikut membesar. Hari ini adalah hari dimana Ayra akan kembali melakukan cek rutin mingguan dengan di temani oleh supir pribadi milik Aska karena pak Muh sedang berhalangan.

Aska memerintahkan supir pribadi miliknya untuk menemani Ayra sementara waktu sambil menunggu kedatangannya. Aska tidak pernah membiarkan Ayra untuk cek kandungan sendiri, maka dari itu Aska berjanji untuk datang.

Sudah hampir satu jam Ayra menunggu kedatangan Aska namun belum ada tanda-tanda akan datangnya Aska.

Ayra melihat nomor antrian dan juga sekelilingnya, tidak lama lagi gilirannya. Yah Ayra memilih mengambil nomor antrian karena dokter kandungan yang sering memeriksa kandungannya berhalangan untuk datang.

"Non Ayra mau masuk sekarang? Nggak mau nunggu pak Aska dulu?"

"Ayra nggak papa sendiri aja dulu. Kalau mas Aska datang, suruh langsung masuk aja ya pak"

"Baik non" Ucap supir pribadi milik Aska yang dibalas dengan senyuman, kemudian Ayra meminta izin untuk masuk.

Ayra memasuki salah satu ruangan yang akan dirinya tempati untuk mengecek kandungannya.

Matanya menangkap sosok wanita paruh baya yang sedang duduk anggun sambil menyambutnya dengan senyuman hangat.

Ayra duduk usai mengucapkan salam dihadapan dokter itu.

"Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?"

"Siang" Ayra mulai menjelaskan semua yang dianggapnya penting. Mulai dari usia kandungannya, jenis keluhannya dll.

Dokter mulai menuntun Ayra untuk berbaring di atas brankar rumah sakit, tangannya mulai menggerakkan stetoskopnya sambil matanya sesekali melirik ke layar berbentuk segiempat yang dimana didalamnya menampilkan sosok makhluk kecil.

Mata Ayra begitu fokus memperhatikan malaikat kecilnya yang terlihat sangat nyaman berada di dalam sana.

Hati Ayra menghangat, degup jantungnya semakin berdetak cepat saat memikirkan tidak akan lama lagi dirinya akan menjadi seorang ibu.

Kaki Ayra turun dari brankar setelah dokter selesai dengan kegiatannya.

Dokter duduk sambil kembali menulis beberapa hasil dari pemeriksaan yang sudah dilakukan tadi sambil mencocokkan dengan beberapa hasil pemeriksaan Ayra yang sudah dilakukan hari-hari sebelumnya.

"Ibu Ayra pernah terluka?"

"Iya dok" Jawab Ayra membenarkan, memang sebelum melakukan pemeriksaan Ayra terlebih dahulu menjelaskan semuanya pada ibu dokter yang ada dihadapannya ini.

"Saya tidak melihat adanya gangguan yang fatal yang akan membahayakan janin ibu, janin ibu juga sehat."

"Tapi, apa sebelumnya ibu Ayra sudah tahu jika ibu Ayra sedang mengandung dua bayi?"

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang