21. Pergi

5.9K 426 149
                                    

-Banyak orang yang ingin kesabaran nya seluas pasir yang berada di pesisir pantai, yang tidak dapat terhitung banyaknya"

-nramynh-

***
Sudah dua hari sejak perbincangan antara Aska dan Ayra.

Kini Aska dan Karel sedang berada di kantor mendiskusikan beberapa hal mengenai langkah yang harus mereka ambil untuk perusahaannya.

Tatapan mata tajam Aska menyorot jauh ke depan, menatap satu persatu karyawan atau pegawai kantornya yang sedang sibuk mencatat hal-hal penting yang di presentasikan oleh Aska.

Setelah melalui banyak problem dan beberapa hasil pemikiran yang sempat Aska rangkum, Aska memutuskan untuk mengadakan meeting besar.

Tak urung sesekali Aska berhenti untuk menerima dan berbagi usulan pada karyawan nya.

Dan kini setelah sedikit mulai bisa menghandle pekerjaannya, Aska kembali membuka satu jalan yang dirasa dirinya bisa kembali membangun perusahaannya.

"Apa bapak menjadikan omset sebagai target pada kerjasama yang akan kita bangun dengan beberapa rekan kita nanti? Jika iya, beberapa dari sudut pandang saya melihat peluang dari Dwitama Group jauh lebih besar pak di banding perusahaan kelas-kelas atas lainnya." Tanya salah satu karyawan nya.

"Ada apa dengan Dwitama Group?" Tanya Aska.

"Selain tingkat pemasaran nya yang selalu meningkat dipersekian detiknya. Akarnya yang tersebar di mana-mana akan cukup membantu kita. Tidak jauh, mungkin hal kecil yang dapat kita lihat dari progres nya dengan toko kue ibu Ayra yang sekarang sudah menjadi cafe kelas atas. Dwitama Group mendapat keuntungan banyak dari kerjasamanya dengan cafe ibu Ayra-" Jelas karyawan tadi kemudian melanjutkan ucapannya.

"Karena apa? Cafe yang dibangun oleh ibu Ayra sedang meningkat-meningkatnya jadi beberapa costumer pandangannya mengarah ke sana. Jika di pikir-pikir kenapa Dwitama Group ingin menjalin kerjasama dengan cafe ibu Ayra yang bergelut di dunia kulineran sedangkan Dwitama Group yang sudah kita kenal dengan perusahaan kelas atas, mungkin tidak lain karena ingin mencari peluang dari sisi yang berbeda pak."

"Mungkin dengan diterimanya kerjasama dari Dwitama Group bisa mengembalikan minat dari beberapa konsumen dan mengembalikan minat kerja rekan atau klien kita. Mungkin itu saja pak" Jelasnya kemudian memberikan ruang pada Aska untuk mencerna masukannya.

Aska mendudukkan dirinya pada kursi, memijat pelan pelipisnya.

Apa yang dikatakan salah satu karyawan nya bisa di pertimbangkan.

Tapi apa dirinya siap untuk terus memiliki kontak pada seseorang yang sudah di cap nya buruk... mungkin?

Yah.

Entah kenapa Aska tidak menyukai CEO dari Dwitama Group.

Entah karena hubungannya dengan istirnya atau sesuatu yang menarik dirinya untuk tidak banyak memiliki hubungan dengan CEO dari Dwitama Group.

Jika di pikir-pikir banyak klien yang menjanjikan hasil yang baik. Tapi Dwitama Group jauh lebih mendominasi.

Seperti yang dikatakan karyawan nya, tingkat pemasaran nya yang selalu meningkat. Dwitama Group juga terikat dengan cafe Ayra yang otomatis semakin memberikan pengaruh positif pada perusahaan nya jika saja Aska menyetujui kerjasama itu.

Tapi jika dikesampingkan, Aska justru bertanya apa latar belakang Dwitama Group siap mengulurkan jasanya. Sedangkan perusahaan Aska saja belum memberikan apa-apa terhadap Dwitama Group.

Bahkan awal pertemuan mereka saja bisa dikatakan tidak baik. Tapi sekarang?

Ah sial.

Pemikiran Aska melayang kemana-mana.

Jarak Dan Waktu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang