Pengen deh jadi kepompong, makan banyak, tidur sepanjang waktu, bangun langsung cantik.
Renata Rosalinda Putri
>>>>>Jangan lupa divote<<<<<
"Satu...dua...tiga...empat...lima...enam...tujuh...delapan..." Suara ini berasal dari para murid 10 IPA-2 yang sedang melakukan pemanasan di lapangan.
Saat ini adalah pelajaran olahraga. Renata terlihat sangat cantik menggunakan baju olahraga berwarna biru dengan rambut yang di kuncir kuda yang memperlihatkan lehernya yang putih.
"Oke anak-anak hari ini kita pemanasan aja, kalian bisa olahraga apa aja atau mau ke kantin juga boleh. Bapak ada rapat sama guru di kantor, untuk ketua kelas tolong di atur ya teman-temannya," ucap Pak Saiful membuat semua murid bersorak bahagia.
"Siap Pak," jawab Rian sebagai ketua kelas dengan semangat 45.
Pak Saifur pergi meninggalkan lapangan sekolah.
"Pak Saiful tau aja kalo gue lagi mager," kata Renata kepada kedua sahabatnya.
Semua teman-temannya memutuskan untuk pergi ke kantin dan ada juga yang kembali ke dalam kelas. Renata, Desi dan juga Cici hanya membeli air minet dingin dan kembali kelapangan untuk melihat teman kelasnya yang ingin bermain basket.
"Duduk pinggir lapangan aja yuk yang adem," ajak Cici membuat Renata dan Desi mengangguk kepala.
Mereka duduk di bawah pohon mangga yang terdapat tempat duduk disana, mereka bercanda dan tertawa lepas disana sampai akhirnya mereka melirik seorang pria yang tidak asing sedang di marahi oleh Pak Selamat di tengah lapangan.
"Itu kak Aldi sama temen-temen nya bukan?" tanya Renata memastikan.
"Kak Alan sama kak Haris kenapa di marahin kaya gitu ya?" kata Cici yang memperhatikan Alan sejak tadi.
"Mereka buat kesalahan kali," jawab Desi.
Ketiga lelaki itu hanya terdiam sambil mendengarkan ocehan Pak Selamat yang tidak ada titik koma. Membuat Aldi mengusap telinganya kasar.
"Aldian dan kalian berdua kenapa kalian ngerokok di belakang sekolah? Dan Kamu Aldian. Kamu itu ketua kelas, anak berprestasi di sekolah ini. Apa kamu tidak malu?!" seru Pak Selamat.
Aldi tampak biasa saja kecuali Alan dan Haris yang sudah panas dingin saat mendengar ocehan Pak Selamat yang begitu tegas sampai urat leher terlihat menonjol.
"Dan kalian bertiga! Kenapa kalian susah sekali di kasih tau? Kalian harus mencontohkan kepada adik-adik kelas kalian!" seru pak Selamat.
Pak Selamat berhenti berbicara beberapa detik. "BUKAN MALAH NGEROKOK! MABAL PELAJARAN! SUKA TIDUR DI KELAS!" teriak Pak Selamat membuat mereka bertiga terkejut begitupun Renata dan kedua sahabatnya yang sejak tadi memperhatikan mereka.
"Sekarang kalian mau di hukum bersihkan toilet atau lari keliling palangan?" ucap Pak Selamat dengan kedua tangan yang berada di pinggang.
"Lari aja Pak!" jawab Haris dengan cepat.
"Saya juga sama," kata Aldi.
"Saya ikut mereka juga Pak." Alan yang sudah senyum Pepsodent.
"Capat lari!"
"Berapa putaran Pak?" tanya Haris kepada Pak Selamat.
"Sekali putaran," celetuk Aldi sambil mengelus kedua pipinya.
"Setengah putaran," lanjut Pak Selamat.
"Bersihkan sel kulit mati dan kotoran!" seru Alan.
"Tar putar di wajah bilas." Haris benar-benar sangat menghayati.
"MULTI VITAMIN!" seru mereka termasuk Pak Selamat.
Renata dan kedua sahabatnya membulatkan matanya. Mereka sama-sama sengklek.
"Cukup! Cepat kalian lari!" perintah Pak Selamat.
Mereka bertiga mulai berlari mengelilingi lapangan, Aldi melihat Renata yang sedang memperhatikan-nya sejak tadi. Aldi tersenyum manis kepada Renata sambil berlari.
"Sumpah ya mereka recehnya kelewatan bates banget," ucap Cici yang sudah tertawa geli dengan Desi.
"Kebanyakan minum air kaporit jadinya kaya gitu," ujar Desi.
"Lu kira apaan kali minum air kaporit," kata Renata menggelengkan kepalanya.
Selama berlari Aldi dan Alan tersenyum kepada Renata dan juga Cici.
Setelah 10 putaran Aldi, Alan dan Haris duduk di lapangan dengan nafas yang tidak teratur. Aldi terlihat sangat tampan dengan keringat yang membasahi wajah dan lehernya membuat semua wanita terkagum melihat itu.
Sebotol air mineral dingin ada di hadapannya, Aldi melihat siapa yang memberikan air tersebut dan betapa terkejutnya saat melihat Renata di hadapannya.
Aldi tersenyum manis. "Makasih, tau aja kalo gue haus."
"Enggak usah ke ge'eran deh, gue kasih ini cuman kasian aja liat lo lari-lari tadi," ucap Renata dengan kedua mata yang sinis.
Aldi langsung meminum air mineral sampai habis membuat Renata terpaku pada jakun Aldi yang naik turun dan juga keringat yang mengalir di lehernya.
"Kok Aldi aja sih yang di kasih minum? Padahal kita ber dua juga ikutan lari loh," kata Alan kepada Renata.
"Tau nih Renata pilih kasih, kerongkongan gue udah seret banget ini, masa iya gue enggak dapet minum," sambung Haris.
Renata melihat Cici dan ia mengangguk paham.
"Nih minum buat kak Alan," ucap Cici membuat Alan bertingkah seperti anak kecil yang sedang di beri permen.
"Gue mana?" tanya Haris dengan wajah kecewa.
Desi melempar air mineral tersebut hingga mendarat tepar di kaki Haris. "Tuh minum buat lo!"
"Makasih beb," kata Haris yang langsung menghabiskan air mineral tersebut.
"Najis!" seru Desi.
"Astaghfirullah tuh mulut minta di kiss," kata Haris sambil mengelus dadanya sabar.
"Kiss aja tuh tiang bendera!" seru Desi.
>>>>>BaTaS-sUcI<<<<<
Seru?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sengklek (On going)
HumorUdah pernah punya pacar sengklek belum? Kalo belum, cobain deh Rasanya... Aaaahhhh mantap!