33 | Pergi

1K 71 4
                                    

Hidup tak seindah seperti yang kita pikirkan, maka dari itu tidak usah memikirkan apa pun ketika kita masih hidup."

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<

Renata yang mendapat kabar seperti itu langsung berlari secepat mungkin dari kamarnya dan mencari kunci motor milik kakaknya.

"Heh! Kunci motor gue mau lo kemanain!" seru Fajar.

"Pinjem buat kerumah sakit!"

"Siapa yang sakit?"

"Pacar gue di keroyok sama orang dan sekarang ada di rumah sakit."

Mendengar itu Fajar pun ikut terkejut dan menghampiri Renata.

"Serius lo?"

"Siapa juga sih yang lagi becanda!" Renata menuruni anak tangga dengan cepat.

"Sorry gue gak bisa kesana sekarang, soalnya gu-"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya Renata sudah berlari keluar dan segera melajukan motornya dengan cepat.

"HEH RENATA! YANG BENER AJA LO KE RUMAH SAKIT PAKE BAJU TIDUR TERUS PAKE MOTOR GUE!" teriak Aldi begitu kencang.

"RENATA! GUE MAU KULIAH BALIKIN MOTOR GUE SIALAN!" lanjut Fajar yang mengacak rambutnya frustasi terpaksa hari ini ia menggunakan ojek online.

>>>>><<<<<

Sesampainya di rumah sakit Renata berlari masuk kedalam dan banyak sekali orang-orang yang menatap dirinya dari atas sampai bawah namun Renata tidak peduli sama sekali.

"Mbak! Ruangan atas nama Aldian Darmawangsa di mana yah!" ucap Renata garang membuat suster di depannya terkejut.

"Di ruang VVIV nomor 2, Bu."

Anjir muka gue ibu-ibu banget apa emangnya?

"Lantai berapa?"

"Lantai 3, Bu."

Renata langsung berlari menuju lift yang tidak ada orang. Mata Renata tertuju kepada Haris, Alan dan teman-temannya yang lain sedang tertidur pulas di depan ruangan.

"Kak Aldi gimana kabarnya sekarang!" seru Renata dengan kencang membuat mereka semua terbangun.

"Baru gue kabarin beberapa menit yang lalu udah sampe aja disini," kata Alan dengan suara serak.

"Gak usah banyak bacot! Sekarang pacar gue dimana?" tanya Renata sedikit kesal.

Haris menunjuk ke pintu kaca yang tertutup. "Ada di dal-"

Renata sudah masuk terlebih dahulu dan melihat tubuh Aldi yang di tutupi oleh kain putih membuat jantung Renata berdegup kencang.

Alan, Haris dan beberapa temannya masuk kedalam melihat wajah Renata yang sudah ingin menangis.

"KAK ALDI!" seru Renata sembari memeluk tubuh Aldi.

"LO KENAPA PERGI SECEPAT ITU! AYO BANGUN JANGAN TINGGALIN GUE!" teriak Renata sembari mengguncang-guncang tubuh Aldi yang masih tertutup oleh kain.

Alan dan Haris saling beradu pandang.

"HIKS! BANGUN!"

"Ren-" ucap Haris mencoba menenangkan Renata.

"KENAPA LO SEMUA BARU CERITA SAMA GUE! GILIRAN ORANG SENGKELEK INI UDAH MATI BARU LO SEMUA CERITA!"

"Lo coba tenangin diri lo dulu, kasian si Aldi."

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang