25 | Salah toilet

1K 96 89
                                    

Kalo aku selalu salah di matamu, besok aku pindah ke dengkulmu aja:)

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<

Perjalanan Jakarta-Jogja itu membutuhkan waktu sangat lama. Mereka semua pusing mendengar suara Renata yang sejak tadi ngeluh ingin pipis. Aldi yang duduk di sampingnya plus menyetir jadi pusing dan panik karena ia kasihan melihat Renata yang sudah keringat dingin menahan pipis.

"Kapan sih kita sampe res areanya? Gue udah enggak tahan tau!"

"Sebentar lagi, lo sabar dong," jawab Aldi yang mencoba menyetir sedikit kencang.

"Lo dari tadi ngomong sebentar-sebentar tapi enggak sampe-sampe!" seru Renata yang sudah tidak bisa diam seperti cacing kepanasan.

"Besok-besok lo pake pempes deh, Ren. Sakit banget kuping gue dengar suara lo," ucap Desi yang benar-benar pusing mendengar suara Renata. Bukan ia egois namun semuanya juga ikut panik.

Mata Aldi berbinar saat melihat res area di depannya, ia bernafas lega dan tersenyum kearah Renata.

"Itu di depan udah ada res area, sekalian kita istirahat dulu disana sekalian makan juga," kata Aldi membuat Renata tersenyum senang.

Sabar yaa...sebentar lagi kalian keluar kok, jadi gue mohon jangan keluar disini okey? Batin Renata.

Setelah memarkirkan mobil dengan cepat Renata turun dan berlari mencari toilet. Aldi, Alan, Haris, Cici dan Desi melongo melihat Renata yang sudah berlari jauh.

"Lo nemu temen kaya Renata dimana sih?" tanya Aldi kepada Cici dan Desi.

"Di rumah sakit jiwa kayanya," celetuk Desi sedangkan mereka tertawa bersama.

"Nanti kalo udah masuk jangan lupa kasih tau tuh anak posisi kita. Gak lucu kan kalo dia ilang," ujar Alan kepada Cici dan Desi.

Mereka segera turun dari mobil dan masuk ke sebuah tempat makan dan memilih bangku kosong yang muat untuk mereka.

Lain dengan Renata yang belum menemukan letak toilet. Sampai pada akhirnya matanya tertuju pada plang yang bertulisan 'WC umum'.

Renata berlari masuk ke dalam toilet tanpa melihat plang yang di khususkan untuk pria. Entahlah ia benar-benar tidak sadar akan hal itu, karena ia sedang berada di ujung tanduk.

Renata masuk kedalam bilik paling pojok dan segera mengunci rapat pintu tersebut dan akhirnya ia bisa bernafas leg karena bebannya sudah hilang sekarang. Ia masih setia duduk di atas toilet sambil mengatur nafasnya yang hampir habis.

Setelah selesai membersikan semuanya ia terkejut saat melihat seorang lelaki yang sedang mencuci tangan di westafel yang terdapat cermin. Mereka berdua sama-sama terkejut akan hal itu begitupun Renata yang sudah shok.

"Mas! Kok masuk toilet perempuan sih? Mas mau macem-macem ya sama saya?!" ucap Renata sedikit kencang membuat lelaki itu menggelengkan kepalanya cepat.

"Mbak jangan teriak-teriak dong kalo ada orang dengar nanti di kira saya ngapa-ngapain mbaknya," ucap lelaki itu dengan suara seperti berbisik.

Renata mencoba menenangkan dirinya. "Terus kenapa mas ada di toilet perempuan?"

Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya keatas, setahunya ini adalah toilet pria dan ia tidak salah masuk ruangan. "Maaf mbak, tapi ini toilet pria," jelas lelaki itu namun Renata masih tidak percaya dengan ucapan lelaki itu.

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang