Seberat apa pun masalahmu, jangan lupa mengeluh.
>>>>>Jangan lupa divote<<<<<
"Makasih ya," ucap wanita berkacamata itu pelan.
"Iya sama-sama. Gue juga minta maaf gara-gara suara cempreng rakyat gue, lo sampe jatuh kaya tadi," kata Aldi yang merasa tidak enak.
"Yaudah kalo gitu aku pergi ke kelas dulu." Aldi menganggukkan kepalanya dan melihat tubuh wanita itu yang semakin jauh.
Setelah kehilangan wanita itu, matanya tertuju pada gelang emas yang ada di hadapannya. Aldi mengambil gelang tersebut dan memperhatikannya, ia merasa tidak asing dengan gelang tersebut, seperti pernah melihatnya tapi dimana?
"Woy ngapain lo?" kata Alan yang tiba-tiba saja datang dari belakang membuat Aldi terkejut.
"Lagi renang," jawab Aldi yang langsung masuk ke dalam kelasnya.
"Biasalah kalo punya teman yang otaknya setangah," gumamnya yang mengikuti Aldi dari belakang.
>>>>><<<<<
Renata di perintahkan oleh guru wali kelasnya untuk ke kantor mangambil kertas ujian untuk hari ini. Karena pengawasnya sedang sakit jadi terpaksa Renata mengambilnya sendiri.
Renata harus melewati lorong terlebih dahulu supaya sampai ke ruangan guru. Lorong saat ini begitu sepi karena semua siswa sudah masuk kedalam kelasnya.
Bugh!
Renata terjatuh ke aspal yang membuat dengkulnya mengeluarkan darah segar. Rasa nyeri pada kakinya membuat Renata sulit untuk bangkit.
Prok! Prok! Prok!
Suara tepuk tangan itu membuat Renata menoleh dan ia mendapati Vinka dan kedua temannya yang sudah tertawa bangga melihat dirinya seperti sekarang.
"Maksud lo apa?!" sertak Renata di lorong yang sepi.
"Sorry enggak sengaja."
"Gak sengaja lo bilang? Buta mata lo hah?!"
"Santai aja dong...gue aja santai kenapa lo ngegas."
Renata mencoba bangkit namun teman Vinka terlebih dahulu mendorong tubuh Renata sehingga siku nya terpentur batu kecil yang berada disana.
Renata meringis kesakitan karena tangannya pun ikut terlukan. Mereka semakin tertawa kencang membuat suara mereka bergema sepanjang lorong sekolah.
"Gue udah peringatan ke elo kemarin buat jauhin Aldian! Apa kuping lo budeg?" kata Vinka.
"Manusia itu aja yang masih nempel-nempek sama gue! Yaa wajar aja sih gue kan cantik, jadi cowok mana sih yang enggak naksir sama gue," ucap Renata yang sudah berdiri sambil menatap sinis ketiga wanita tersebut.
Vinka mengepalkan tangannya dengan kuat dan akhirnya.
Plak!
Satu tamparan keras di pipi kanan Renata membuat Renata tersenyum kecut.
PLAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sengklek (On going)
HumorUdah pernah punya pacar sengklek belum? Kalo belum, cobain deh Rasanya... Aaaahhhh mantap!