52 | Kacau

690 40 3
                                    

Siapa yang nunggu aku update? Pasti gak ada yang nunggu. Tapi gpp aku bakalan up part ini walaupun butuh waktu yang lama hehehe

Okey tidak usah banyak basa-basi langsung cus baca aja part yang akan membuat kalian semua terkejut. Maybe

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<

"Lo cewek yang pernah salah masuk toilet bukan? Gue inget banget muka lo," ucap pria itu saat melihat wajah Renata yang sembab akibat menangis.

Dan barulah ia tersadar bahwa pria yang telah membantu kekasihnya Aldi ke rumah sakit adalah pria yang pernah ia maki-maki.

Renata langsung membuang muka dengan perasaan yang begitu malu sekali. Ia sudah berharap tidak pernah bertemu dengan pria ini lagi namun dunia begitu sempit dan mereka di pertemukan.

"Gak usah di inget-inget bisa gak?" ucap Renata sedikit kesal.

"Tapi bener lo orang nya kan?"

"Iya!"

Fajar yang melihat perdebatan mereka hanya terdiam bingung. "Lo kenal dia?"

"Engga! Udah deh mas Fajar jangan banyak nanya yang gak penting!"

Fajar hanya terdiam tidak ingin berdebat di rumah sakit.

Beberapa menit kemudian kedua orang tua Aldi datang dengan khawatir dan panik dan terlihat wajah Ratna yang sembab.

"Renata gimana keadaan Aldi sekarang?" tanya Ratna.

"Dokter belum keluar bunda, kita tunggu ya? Semoga baik-baik aja."

Chika yang mencoba menangkan Ratna supaya tidak terus menangis pun ikut kasihan melihat keadaan tantenya saat ini.

"Tante udah ya jangan nangis lagi, Chika yakin bang Aldi baik-baik aja dia kan orangnya kuat," ucap Chika dan dibalas anggukan kecil oleh Ratna.

Pria yang telah membantu Aldi menghampiri Renata yang tengah duduk disamping pintu rawat sembari melamun dengan wajah yang kacau.

Kasian banget sih ni cewek, kayanya sayang banget sama cowoknya.

Saat ingin mengajaknya ngobrol tiba-tiba saja ponselnya berbunyi dengan cepat ia menjauh dan segera mengangkat panggilan tersebut.

"Eh curut duduk di bangku coba jangan di lantai begitu udah kaya gembel aja," ucap Fajar kepada Renata.

Renata menatap kakaknya dengan tajam.

"Renata Rosalinda Putri denger gue apa enggak? Sini buruan duduk di bangku nanti lu sakit duduk dibawah dingin."

Renata menuruti ucapan kakaknya dan langsung memeluk pinggang Fajar dengan erat sembari meneteskan air mata. Fajar hanya terdiam sembari mengelus rambutnya dengan sayang.

Ada yang gak beres nih sama Renata. Mamah sama ayah bilang beberapa hari ini nih anak suka ngelamun sama tiba-tiba nangis. Kalo gw tanya kenapa pasti gak mau jujur, lebih baik gue cari tau sendiri.

Setelah mengangkat telfon ia ingin berpamitan untuk pergi dari sini.

"Maaf om Tante saya izin pergi dulu ada urusan penting, semoga anak tante baik-baik aja," ucapnya kepada Ratna.

"Terimakasih ya nak udah bantuin anak Tante, hati-hati ya dijalan."

"Bang duluan ya," ucapnya kepada Fajar.

"Oh iya nama lo siapa?" tanya Fajar yang masih dengan posisi Renata memeluknya.

"Farel bang."

"Oke, sekali lagi makasih ya Rel, hati-hati."

Ia membalas dengan senyuman dan sebelum pergi ia melirik Renata yang melamun sambil memeluk kakaknya.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dan semua orang menghampirinya.

"Dokter gimana anak saya baik-baik aja kan?"

"Anak bapak sama ibu baik-baik aja, hanya saja dibagian kaki putra ibu mengalami kelumpuhan."

Mendengar itu Renata semakin merasa bersalah ia benar-benar tidak henti-hentinya menangis untuk bicarapun tidak sanggup.

"Gak dokter pasti bohong! Anak saya gak mungkin lumpuh dokter!"

"Lakukan apapun untuk putra saya dokter!"

Fajar melihat Renata yang sangat kacau itu langsung memeluk tubuh kecilnya.

"Hiks! Mas... Tadi dokter bohongkan?"  Fajar membalas dengan gelengan kepala.

"Hiks! Hiks... Ini semua salah gue!"

"Stop ini bukan salah lo, ini kecelakaan dan gak ada yang tau kapan itu terjadi."

Melihat Renata yang terus menyalahkan dirinyalah yang menyebabkan Aldi berada diposisi sekarang. Fajar memutuskan untuk membawanya pulang kerumah karena disini sangat tidak memungkinkan untuk Renata sekarang. Kalau semakin lama disini adiknya akan semakin kacau saat menerima kenyataan bahwa kekasihnya lumpuh.

Fajar menggendong Renata dengan paksa sampai akhirnya sudah sampai di parkiran mobil yang tidak terlalu ramai.

"MAS FAJAR GUE MAU KETEMU PACAR GUE DI DALEM!"

"Gak untuk sekarang karena kalo lo maksa kesana yang ada lo makin kacau lebih baik gue bawa lo pulang. Lo tenangin diri lo dulu baru boleh kerumah sakit lagi, paham?!"

Renata menarik rambutnya dengan kuat dan pada akhirnya tidak sadarkan diri dan untunglah Fajar cepat menangkap.

"Lo kenapa sih Ren? Kenapa lo jadi kaya begini?" Fajar langsung menggendong kembali Renata kedalam mobil.

>>>>>BaTaS-sUcI<<<<<

Maaf aku bikin Aldi lumpuh, kalian penasaran sama cerita selanjutnya?

Ada yang bisa nebak ini bakalan happy and atau sad end? Coba komen sekarang

And coba komen yang mau next ceritanya!

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang