48 | Teror

622 39 0
                                    

Malam pukul 1 malam Renata tidak bisa tidur dan ia memutuskan untuk membaca wattpad di ponselnya.

Ting!

Pesan chat masuk dari WhatsApp dengan penasaran ia membuka dan membaca dari nomor yang tidak ia kenal.

0812********

|Halo Renata
|Gue tau lo belum tidur

"Nomor siapa sih ini? Sok kenal banget sumpah," ucapnya.

Lo siapa ya?|

|Lo gak perlu tau gue siapa
|Gue juga tau lo lagi duduk di meja belajar pakai baju putih celana di atas lutut

Renata yang membaca itu langsung menoleh kearah jendela kamar dan balkon yang tertutup oleh hordeng dan ia juga melihat sudah terkunci. Lalu bagaimana orang ini tahu?

Jantung Renata sudah berdegup kencang, suasana malam ini begitu menakutkan baginya.

LO SIAPA?!|
LO PASTI DESI ATAU GAK CICI KAN?|

|Tebakan yang salah, cantik
|Muka kamu jangan tegang gitu dong

Bangsat!|
Lo siapa! Maksud lo apa?!|

Kini Renata benar-benar takut dengan nomor yang tidak di kenal ini.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan itu berasal dari arah balkon kamarnya. Renata menoleh dengan cepat sungguh ia sangat takut sekali, ingin meminta tolong dan berteriak sangat tidak mungkin karena semua sudah tertidur.

Ting!

Ponsel Renata kembali berbunyi.

0812********

|Coba kamu keluar balkon dan lihat apa yang aku kasih ke kamu

Renata langsung berlari menuju balkon dan ia tidak melihat ada siapa-siapa disana, sangat sepi dan dinginnya angin malam. Mata Renata tertuju pada kotak hitam yang tidak jauh dari kakinya.

"Kotak apa itu?"

Renata yang penasaran langsung membukanya dan melihat ada gulungan kertas dan juga bercak merah disana. Tangan Renata bergetar, ia membuka perlahan tulisan itu.

INI BARU MULAI DAN MASIH BANYAK KEJUTAN BUAT KAMU. RENATA

Renata mendekap mulutnya agar tidak berteriak matanya mulai berkaca-kaca.

Matahari sudah naik namun Renata tidak tidur sama sekali karena ketakutan. Kantong matanya hitam dan wajah sedikit kucal dan untunglah hari ini adalah hari libur.

Ia memutuskan untuk mandi dan segera turun untuk sarapan bersama.

Renata menuruni tangga dengan rambut yang masih di gulung handuk. Namun saat sarapan berlangsung ia hanya terdiam dan sesekali melamun, hal itu membuat Fajar, Ana dan juga Gilang bertanya-tanya.

"Renata," panggil Fajar namun tidak di respon oleh Renata.

"Sayang?" ucap Ana dengan lembut dan masih sama dengan sebelumnya.

Puk!

"Woy! Ngelamunin apa sih lo?" tanya Fajar yang membuat Renata terkejut.

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang