51 | Rumah sakit

655 43 2
                                    

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<<

Mata Renata seketika berubah rasa kesal menjalar di seluruh tubuhnya.

"GUE KIRA LO MALING!" teriak Renata sangat kencang membuat Fajar yang dibuat terkejut dengan sapu melayang ditangan Renata.

"Maling palalo! Lagian lo kenapa mikir ada maling sih? Komplek ini tuh udah di jamin aman gak ada orang yang sembarangan masuk Renata," ucap Fajar yang melewati tubuh Renata begitu saja.

Sotoy banget sih nih anak satu! Gak tau aja kalo gue akhir-akhir ini diteror sama orang yang enggak di kenal. Dia bilang aman? Kalo aman gak mungkin orang itu bisa ke rumah ini! Tapi gue gak boleh ceritain ini dulu ke mas Fajar.

"Gue kan jaga-jaga lagian disini gue cewek sendirian dirumah, lo harusnya khawatir sama adek lo yang sangat menggemaskan ini."

"Iya! Gemes banget gue sama Lo pengen buang ke kali," ujar Fajar.

"Dasar gak berperi kemanusiaan banget!" Renata menatapnya kesal dengan bibir yang melengkung kebawah.

"Dek sini deh," ucap Fajar dengan embel-embel 'dek'?

"Gak mau ah nanti aneh-aneh."

"Enggak! Udah sini buruan."

Renata menghampiri Fajar yang menatapnya dengan tatapan yang sulit dimengerti dan tiba-tiba jantungnya kembali berdebar kuat takut melihat tatapan kakaknya.

"Ih apaan sih liatinnya begitu banget! Aku bilangin mamah sama ayah loh nanti kalo pulang!" seru Renata yang sudah takut.

Tiba-tiba saja wajah seram Fajar berubah menjadi senyuman yang sangat lebar yang memperlihatkan deretan giginya yang putih. Sungguh ini pemandangan yang sangat menyebalkan untuk Renata terlebih wajahnya yang terlihat sangat jelek baginya.

Bugh! Bugh!

Satu ditangan Renata sudah mengenai bokong Fajar beberapa kali dan ia tidak berhenti memukuli kakaknya dan ia juga tidak peduli dengan ucapan kakaknya yang sudah merintih kesakitan.

HUFT!

Renata menyelipkan rambutnya dibelakang telinganya sembari mengelap keringatnya.

"Sakit tau!"

"Suruh siapa liatnya begitu!"

"Galak banget di culik mampus lo!"

"Mas Fajar!!!"

Fajar langsung lari menjauh dari Renata yang terlihat sudah sangat-sangat kesal padanya.

"Gue jual juga tuh mas Fajar," gumamnya sembari mengatur nafasnya.

Ponselnya berbunyi dan ia melihat ada panggilan masuk dengan nomor yang tidak ia kenal. Renata sangat takut untuk menjawab panggilan tersebut namun ia juga penasaran siapa orang yang menelponnya.

Dengan banyak pertimbangan akhirnya Renata mengangkat panggilan itu dengan tangan yang gemetaran.

"Hallo."

"Hallo, ma-maaf ini siapa yah?"

"Sorry bener ini nomor Renata?"

"Iya mas bener ini siapa?"

"Lo sekarang kerumah sakit Indah permata sekarang cowo lo mau gue bawa kesana karna dia kecelakaan di jalan." Renata menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Mas gak usah ngada-ngada ya mas, orang jelas-jelas saya baru jalan sama pacar saya gak mungkin dia kecelakaan! Pasti lo penipu kan?" ujar Renata sedikit kencang karena emosi.

"Terserah lo mau percaya atau enggak intinya gue udah kasih tau lo, kalo bukan karna cowok lo sebut-sebut nama lo gak bakalan gue telfon."

"HALO!"

"LO PASTI BOHONG KAN?"

"JAWAB!"

"HALLO!"

Ternyata sambungan telfon sudah terputus. Renata menjenggut rambutnya karena kepalanya sangat pening.

"MAS FAJAR!"

"MASSS!!"

"MAS FAJAR KELUAR!"

Fajar yang merasa namanya di teriaki langsung keluar kamar dengan pakaian yang masih sama seperti tadi.

"Udah malem Renata gak usah teriak-teriak! Gila nih anak!"

"Anterin gue ke rumah sakit Indah permata sekarang."

"Siapa yang masuk rumah sakit?" Fajar terkejut saat mendengar rumah sakit.

"Kak Aldi masuk rumah sakit katanya dia kecelakaan, ayok buruan anterin gue kesana sekarang!"

Tanpa ba-bi-bu Fajar mengambil kunci motornya dan segera melajukan motornya menuju rumah sakit. Selama perjalanan Renata tidak bisa berhenti menangis, pasti Aldi seperti ini karena ulah si peneror itu dan kalau ia tidak bercerita mungkin tidak akan terjadi seperti ini.

Fajar yang kasihan melihat adiknya yang terus menangis langsung menepikan motornya.

"Hiks kenapa berenti, kita belum sampe mas."

"Kalo mau lanjut jalan jangan nangis," ucap Fajar.

Bukan berhenti nangis Renata malah semakin nangis kejar membuat Fajar mau tidak mau turun dari motor dan memeluknya mencoba untuk memberi kenyamanan kepada adiknya agar lebih tenang. 5 menit menangis akhirnya Renata berhenti menangis.

"Udah?" tanya Fajar dan dibalas anggukan kepala oleh Renata.

"Lo sebenernya kenapa nangis banget kaya begini? Aldi bakalan baik-baik aja lo jangan khawatir dia orang yang kuat palingan cuman lecet doang," ucap Fajar mencoba untuk menenangkan adiknya supaya tidak berfikir hal lain.

Gue juga berharap dia gak kenapa-kenapa tapi disini gue biang masalahnya gue penyebab dia kecelakaan.

Fajar menghapus air mata Renata di pipinya dan kembali melajukan motornya menuju rumah sakit. Sesampainya disana Renata melihat ada seorang pria yang tidak asing baginya sedang duduk.

"Lo siapa?" tanya Fajar kepada lelaki itu.

"Gue yang tadi bantu cowo tadi kecelakaan dijalan," jelasnya.

"Coba lo jelasin kronologi dia kecelakaan."

Lelaki itu menceritaka semua yang ia lihat dan Fajar menggelengkan kepala saat mendengar kronologi kecelakaan yang dialami Aldi.

"Terus keadaan dia sekarang gimana?" Celetuk Renata.

Lelaki itu menatap wajah Renata selama beberapa detik.

"Dokter belum keluar jadi tunggu aja."

Renata semakin dibuat gila dengan keadaan Aldi saat ini. Ia melihat ponselnya dan ada pesan masuk.

•|0895********|•

|Jangan nangis cantik ini baru mulai

"Sialan!" gumam Renata saat membaca pesan tersebut.

>>>>><BaTaS-sUcI<<<<<<

Hanyong!

Hahahaha kalian nungguin aku up ya... Maaf baru sempet sekarang hehehehe....

Giamana sama keadaan Aldi sekarang? Ada terjadi sesuatu setelahnya?

Kalian nebak gak?
siapa yang neror Renata?

And

Siapa cowo yang udah bantuin Renata? Kok mereka kaya pernah ketemu?


Ayoo di jawab...

Next gak nih?



Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang