28 |Cemburu

1.4K 87 12
                                    

"Sakit hati dan sakit gigi itu sama-sama berawal dari yang manis."

>>>>>Jangan lupa divote<<<<<

"Pagi sayang," ucap Aldi saat melihat Renata keluar rumah.

"Apaan sih sayang-sayang!"

"Loh? Kan kita udah pacaran, apa salahnya gue manggil sayang?"

"Geli tau!"

"Yaudah buru naik."

Renata memasangkan helm dan naik keatas motor namun Aldi tidak kunjung menjalankan motornya.

"Buruan nanti terlambat."

"Peluk dong!"

"Ck! Rese banget banget sih!"

"Buruan mau jalan gak?"

Dengan kesal Renata memeluk pinggang Aldi dan pria itupun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Jalan hari ini lumayan ramai sampai mereka sedikit terjebak macet.

Motor Aldi sudah memasuki SMA Kencana dan seperti biasa kedatangannya selalu jadi pusat perhatian semua orang.

"Sttt!"

Renata menoleh ke sumber suara dan melihat wajah Aldi yang sangat menyebalkan dengan alis yang di naik turunkan.

"Apaan sih?"

"Sini gue gandeng, lo harus selalu ada disamping gue!"

Entah mengapa Renata sedikit baper dengan ucapan Aldi yang sudah berstatus sebagai pacarnya sekarang.

Renata menuruti saja kemauan Aldi yang mengandeng tangannya dan mengantarnya sampai depan kelas.

"Selamat belajar Renata Rosalinda cantik," ucap Aldi sambil mengelus lembut pipi Renata.

"Semangat juga pacar sengklek kuu," balas Renata sambil memberi senyuman.

"Aduh! Meleyot gue di senyumin sama orang cantik kaya lo."

Renata tertawa kecil dan sampai akhirnya Aldi pergi dari kelasnya. Hubungannya sudah tersebar satu sekolah yang membuat teman sekelas Renata menanyakan gosip yang sedang hangat tersebut.

"Ren serius lo pacaran sama kak Aldi?"

"Kalian emang cocok sih."

"Gue harus merelakan mas Aldi demi teman gue yaitu lo Renata."

"Gue nyesek tapi mau gimana lagi."

Dan masih banyak lagi ocehan teman sekelasnya yang membuat kepalanya pening.

Pelajaran bahasa Indonesia sudah mulai 30 menit yang lalu. Renata tampak tidak konsen saat ini, pikirannya selalu Aldi, Aldi dan Aldi.

"Besok kita ulangan, jadi pelajari semua materi hari ini!"

Renata membuang nafasnya kasar ia ingin cepat-cepat istirahat dan bertemu dengan Aldi.

Saat bel istirahat berbunyi Renata langsung keluar kelas dengan cepat meninggalkan kedua sahabatnya yang masih merapihkan buku-buku.

Renata berjalan melewati segerumbulan siswa yang suka sekali bergosip.

"Apaan sih kok kak Aldi mau sih sama Renata!"

"Adek kelas doang kok belagu banget sih."

"Mau ikut tenar mungkin, kan secara si Aldi itu the most wanted disekolah ini. Siapa sih yang gak kenal dan suka sama dia?"

Karena kesal Renata menghampiri kumpulan kakak kelasnya tersebut dengan tatapan marah.

"Aduh bisa gak sih kakak-kakak ini jangan ngurusin hidup orang?"

"Sorry aja nih yaaa...gue mau tenar juga pengen punya prestasi bukan karna pacaran sama kak Aldi! Gue masih menghormati lo sebagai kakak kelas, kalo bukan udah gue robek mulut lo semua!"

"Gak sopan banget sih lo!" seru salah satu kakak kelasnya.

"Lah, kenapa? Gak suka? Lo yang mulai duluan gak usah sok bilang gak sopan! Lo bukan siapa-siapa gue yang berani ngatur-ngatur atau komentarin kehidupan gue! Hidup lo aja masih gak bagus!" Renata melanjutkan perjalanannya menuju kelas Aldi.

Renata melihat Alan dan Haris yang sedang mengganggu teman sekelasnya.

"Kak!" Panggil Renata.

Haris menoleh ke sumber suara dan menghampiri Renata. "Ada apa adik cantik? Cari ayang lo ya?"

"Kemana dia?"

"Dia enggak bilang sama lo?"

Renata mengangkat alisnya ke atas. "Enggak, emang kenapa?"

"Dia lagi di ruang Bu Haminah, soalnya dia bakalan ikut olimpiade matematika."

Renata yang mendengar itu sedikit tidak percaya, karena selama ini ia melihat kekasihnya seperti orang bodoh namun pada aslinya kekasihnya sangat pintar sampai ia terkejut mendengar bahwa ia mewakili sekolah.

"Keluarnya kapan?"

"Tadi dia bilang katanya selesai dari ruangan Bu Hikmah mau langsung ke kelas lo," kata Haris.

"Yaudah deh kalo kaya gitu gue aja yang ke ruangan Bu Hikmah."

Renata pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun lagi kepada Haris yang tampak terkejut dengan kelakuan Renata.

"Pamitan kek, apa kek, main pergi aja."

Alan keluar kelas menghampiri Harus yang berbicara seorang diri di depan kelas.

"Waras lo?" tanya Alan membuat Haris menoleh.

"Waras lah!" jawab Haris.

"Lah kok ngamok!" seru Alan.

Entah kebetulan atau bagaimana Renata melihat Aldi yang baru saja keluar dari ruangan Bu Hikmah namun matanya kembali fokus pada orang kedua yang keluar dari dalam ruangan.

Wanita itu langsung memeluk Aldi sangat erat sambil teriak bahagia. Renata terkejut saat Aldi membalas pelukan tersebut.

"Kok nyesek ya? Gue cemburu nih ceritanya sekarang?" gumamnya pelan sambil menahan air matanya agar tidak jauh.

Karena malas melihat dua sijoli berpelukan, Renata memutuskan untuk segera pergi menjauh dari sana.

>>>>>BaTaS-sUcI<<<<<

Pacar Sengklek (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang