Setiap bangun pagi, hati kecil berkata:
'Jangan mandi, dingin. Kamu gak akan kuat, cuci muka aja'>>>>>Jangan lupa divote<<<<<
"Kantin yuk," ajak Desi.
"Ayok, kasian perut gue udah bunyi terus," ucap Renata sambil mengelus lembut perutnya yang rata.
"Yuk!" lanjut Cici.
Mereka berjalan keluar kelas. Sesekali mereka tertawa kecang membuat semua orang menatap ke arah mereka. Renata dan sahabatnya sudah memasuki kantin yang mulai sepi, karena jam istirahat sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Renata dan kedua sahabatnya di hukum membersihkan toilet karena tidak memperhatikan penjelasan Bu Jamilah.
"Teh! Ketopraknya tiga!" ucap Renata kepada teh Oting si penjual ketoprak di kantin sekolahnya.
"Yah udah abis, neng!" ucap teh Oting.
"Yaah, padahal saya lagi laper banget ini teh, abis di hukum bersihin toilet," ujar Renata dengan wajah sedih.
"Teteh kok enggak sisain buat kita bertiga sih, laper banget ini," ucap Cici yang ikut mengelus perutnya.
"Cacing di perut saya juga udah meronta-ronta," lanjut Desi tak kalah sedih.
"Kerupuk masih ada, kalian makan aja enggak usah bayar." teh Oting yang tidak tega melihat mereka kelaparan.
"Serius boleh kita makan nih?" ucap Renata dengan mata yang berbinar.
Biarinlah makan kerupuk yang penting perut ada isinya sedikit. Batin Renata.
"Iya. No fader," ucap teh Oting sambil menganggukan kepalanya.
Mereka bertiga menatap teh Oting secara bersamaan.
"No fader? Apaan itu teh?" tanya Cici.
"Iya. Apaan itu teh?" lanjut Desi yang sudah penasaran.
"Tidak apa apa, maksudnya neng!" ujar teh Oting.
"Itu mah No problem, teh!" ucap Renata sembari menglus dadanya.
"Bahasa inggrisnya 'tidak' apa?" tanya teh Oting.
"No!" ucap mereka bertiga secara bersamaan.
"Kalo bahasa inggrisnya, 'Papa' apa?" tanya teh Oting lagi.
"Father," ucap mereka lagi.
"Kalo Tidak papa, "
"No father,"
"Emang bener sih kata teh Oting. Tidak papa itu no father," ujar Cici.
"Saya udah pinter basa enggres neng," ucap teh Oting sambil terkekeh geli.
"Wih hebat! Teh Oting udah pinter basa enggres," ucap Desi sambil menepuk tangannya sabagai tanda selamat.
"Lanjutin teh, basa enggresnya," ucap Renata kepada teh Oting.
"Cici ambil yaa teh kerupuknya di dalem warung," sambung Cici.
"Heart-heart ya, neng!"
"Apa lagi itu, teh!!" seru Renata dan Desi bersamaan.
"Hati-hati," jawab teh Oting tersenyum yang memperlihatkan giginya yang kuning.
"Astagfirullah!!" ucap mereka bertiga bersamaan.
>>>>><<<<<
Aldi sudah menunggu Renata keluar dari kelasnya. Hari ini ia sudah berjanji untuk pergi ke toko buku sesuai dengan apa yang ia janjikan tadi pagi. Tidak butuh waktu lama Renata sudah keluar kelasnya di ikuti dengan teman-temannya yang lain.
"Kenapa sih lo disini?" tanya Renata yang sudah lelah menghadapi Aldi.
"Tadi pagi kan gue udah janji mau ajak lo ke toko buku."
Renata baru saja teringat dan langsung memberikan senyuman kepada Aldi.
"Oh iya gue lupa. Yaudah ayok gas sekarang!" Renata menarik lengan Aldi sampai parkiran motor yang lumayan ramai.
"Pelan-pelan bisa gak sih nariknya? Lo kira gue kucing apa!"
"Udah deh enggak usah banyak bacot ayok buruan pergi sekarang keburu sore," ucap Renata yang sudah memasangkan helm ke kepalanya.
Tidak mau buang waktu berdebat dengan wanita ini. Aldi langsung naik ke atas motor dan tidak lupa memasangkan helm di kepalanya.
Selama di perjalanan mereka menghabiskan waktu bercanda dan tertawa tidak seperti biasanya yang selalu bertengkar kapan pun dan dimana pun.
Renata sudah mulai memilih buku yang ia inginkan. Sedangkan Aldi membututinya dari belakang sambil menatap Renata yang begitu cantik di matanya. Aldi sesekali memotret Renata diam-diam setelah banyak Poto yang ia dapat langsung tersenyum puas.
Satu jam sudah berlalu dan Renata sudah mendapatkan 3 novel di tangannya. Aldi dan Renata berjalan berdampingan menuju kasir dan membayarnya.
"Gimana kalo kita makan dulu baru pulang," ucap Aldi dan di balas anggukan oleh Renata.
Aldi mengajak Renata ke restoran seafood yang cukup ramai orang. Mereka duduk dekat dengan jendela supaya bisa melihat ramainya jalanan di kota.
"Makasih ya," ucap Renata kepada Aldi yang langsung menatapnya.
"Buat?" tanya Aldi.
"Buat hari ini."
Aldi terkekeh kecil dan menganggukk kepalanya."Iya, sama-sama. Apa sih yang enggak buat lo."
Seketika pipi Renata merah merona membuat Aldi tertawa geli dan tidak butuh waktu lama pesanan mereka sudah sampai di atas meja.
Setelah selesai makan Aldi dan Renata menghabiskan waktu bermain di mall dan membeli es krim sebelum mereka pulang.
"Gimana? tadi enak apa enggak es krimnya? " tanya Aldi sambil menyetir motornya.Renata mengangguk. "Iya. Enak banget, pokoknya makasih banget buat hari ini."
Aldi membawa motornya dengan kecepatan sedang sambil menikmati langit sore yang sangat indah di pandang.
"Ren, lo mau beli jajanan lagi gak? Kalo mau nanti kita mampir ke minimarket biar malem lo bisa ngemil," ucap Aldi namun tidak di kubis oleh Renata.
Aldi melihat Renata dari kaca spion dan melihat Renata dan hanya terdiam sambil menatap lurus kedepan.
"Ren,"
"Renata!"
"RENATA!" teriak Aldi sangat kencang membuat Renata terkejut dan memukul helm Aldi kesal. Hampir saja jantungnya copot.
"BIASA AJA BEGO GAK USAH NGEGAS! EMANG GUE BUDEG APA!" teriak Renata tidak kalah kencang.
"LO DARI TADI DI PANGGIL-PANGGIL JUGA GAK NYAUT-NYAUT!" kata Aldi.
"APAAN SIIH?" tanya Renata kepada Aldi.
"LO MAU BELI JAJAN APA ENGGAK? " teriak Aldi yang mengalahkan suara motor-motor yang berlalu lalang disana, dan untungnya jalan tidak terlalu ramai.
"HAH?!" ujar Renata yang sedikit mendekatkan telinganya ke pundak Aldi sampai jarak mereka benar-benar sangat dekat.
"LO MAU BELI JAJANAN APA ENGGAK?" ucap Aldi.
"LO NYURUH GUE PEGANGAN?" tanya Renata yang langsung memeluk Aldi dari belakan.
"UDAH PEGANGAN TUH! " lanjut Renata yang sudah memeluk pinggang Aldi.
"BUDEG LO!"
"LO TAU AJA KALO GUE PENGEN GUDEG!"
"ASTAGFIRULLAH!" ucap Aldi yang langsung membawa motor dengan kecepatan tinggi
>>>>>BaTaS-sUCI<<<<<
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sengklek (On going)
HumorUdah pernah punya pacar sengklek belum? Kalo belum, cobain deh Rasanya... Aaaahhhh mantap!