"Eh guys hari ini kita free class sampe pulang!" seru Bombom dengan semangat dan disitu pula semua teman sekelas bersorak bahagia.
"Huh! Akhirnya gue terselamatkan dari matematika!" ucap Desi.
"Ayo ke kantin aja lah kita," ucap Cici.
"Lo berdua aja gue males kemana-mana," kata Renata kepada kedua sahabatnya.
"Mau nitip makanan aja?" tanya Cici karena sejak tadi ia melihat Renata melamun mungkin masih memikirkan Aldi yang masih di rumah sakit.
"Boleh deh, nitip susu sama roti aja deh, sorry ya ngerepotin."
"Kaya sama siapa aja lo."
Renata memejamkan matanya karena sejak malam tadi ia tidak bisa tidur karena memikirkan kejadian di rumah sakit kemarin yang hampir saja terungkap.
Ia merasa ada seseorang yang duduk disebelahnya. Apakah kedua sahabatnya tidak jadi ke kantin? Renata langsung membuka matanya dan melihat keberadaan Elang disana dengan senyuman manis.
"Eh ka Elang ada apa ya?" tanya Renata.
"Gapapa gue cuman ini mau nganterin makanan buat lo, soalnya gue liat dari pagi ko lesu gitu pasti ko enggak tidur ya tadi malem?"
"Kok tau kalo gue enggak tidur?"
"Keliatan dari mata lo," ucap Elang sembari terkekeh kecil.
"Nih dimakan." Elang memberikan makanan yang berisi makanan ringan dan ada juga susu.
"Tapi gue udah nitip ke Cici sama Desi tadi."
"Lo chat aja enggak usah beliin," ucap Elang dan di balas anggukan oleh Renata.
"Gue liat-liat lo kaya ada masalah, kenapa? Lo boleh cerita ke gue kalo lo mau tapi enggak juga gapapa gue enggak maksa juga."
"Lo kenapa seperhatian ini sama gue? Padahal lo udah tau kalo gue udah punya pacar terus juga loh sama kak Aldi pernah ada masalah karna gue."
Elang terkekeh. "Masalah yang gue cinta sama lo?"
Renata terdiam tidak menjawab.
"Udah gak usah dipikirin kalo Aldi marah atau cemburu gw bakalan jelasin lo gak usah takut karna gue cuman pengen jagain lo doang."
Renata mendengar itu hanya tersenyum tipis sembari memakan makanan yang diberikan Elang.
"Belakangan ini ada orang yang neror gue," ucap Renata membuat Elang yang tadinya memandang lurus kedepan menjadi melihat kearah Renata.
"Maksudnya gimana?"
"Terus kemaren gue hampir aja bongkar siapa yang udah neror gue dan bikin pacar gue kaya sekarang, tapi mau gimanapun tenaga gue enggak sebanding sama orang itu yang bikin gue kehilangan jejak dia lagi," jelas Renata yang menceritakan yang ia alami selama ini karena jujur ia tidak sanggup harus memendam sendiri.
Tangan besar mengelus lembut rambut Renata. "Lo tenang aja gue bakalan jagain lo dari orang jahat."
"Kenapa?"
"Karna gue cinta sama lo."
Lagi dan lagi Renata terdiam bingung harus menanggapi apa karena ia sudah tidak bisa berfikir lagi.
>>>>><<<<<
Rumahnya saat ini begitu sepi hanya ada dirinya seorang. Kedua orang tuanya sedang pergi keluar kota selama beberapa hari dan abangnya sedang menginap di rumah temannya. Setelah membersihkan tubuhnya yang kotor ia berjalan menuju cermin besar yang bisa melihat seluruh tubuhnya disana melihat bahwa ia sangat tidak baik-baik saja. Ponselnya bergetar nomor yang tidak ia kenali pasti ini si peneror.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Sengklek (On going)
HumorUdah pernah punya pacar sengklek belum? Kalo belum, cobain deh Rasanya... Aaaahhhh mantap!