"Hai hai hai! Apa kabar? Jadi hari ini, aku mau prank Lucas! Kemarin banyak yang bilang kangen prank ku jadi hari ini adalah waktu yang tepat!" kata Jungwoo sembari berbisik.
"Lucas ada di kamar. Tadi dia ngajakin buat jajan di supermarket, soo― aku bakalan ganti nama kontak mama ku yang ada di hp karena, ya know, mama kadang suka telpon cuma buat cerita hal lucu. Cute side of her―"
"Babe? Ayo?" kata Lucas melongok dari perbatasan dapur dan ruang tengah.
"Oooh. Iya iya. Ayo." Jungwoo menghela napas lega sembari mengusap dadanya ketika Lucas berlalu dari sana.
⠀
⠀
Kini mereka sudah berada di supermarket. Lucas berjalan lebih dulu untuk mengambil troli. "Aku bakal nitipin hp aku ke tas Lucas. Aku bawa hp satu lagi buat rekam." katanya berbisik sembari menunjukan ponsel yang biasa ia gunakan.
"Luke! Nitip, aku ga bawa tas." sembari berlari kecil Jungwoo menghampiri Lucas. Lucas dengan santai hanya mengangguk dan memasukan ponsel Jungwoo ke tasnya.
Mereka memilih-milih barang yang sekiranya mereka butuhkan―serta beberapa barang yang memang dengan spontan mereka beli. "Luke, ini Luke." Jungwoo mengambil biskuit coklat kesukaannya.
Lucas mengambilnya dan memasukannya ke dalam troli. "Apa la―"
Drrtt
Drrtt
Ucapan Lucas terhenti ketika merasakan getaran di tas kecilnya. Ia merogoh tasnya, Jungwoo pura-pura melihat ke rak rak camilan di depannya dengan kamera ponsel yang ia arahkan dari bawah ke Lucas.
Lucas menyerit begitu melihat nama yang tertera disana. Jungwoo menoleh, "Siapa?" tanyanya melihat Lucas memegang ponselnya.
"Kenapa Rowoon nelpon kamu?"
Jungwoo menahan tawanya dan mengambil ponselnya, "Biarin aja udah."
"Ngapain dia tiba-tiba nelpon?" kata Lucas seolah tak puas dengan jawaban Jungwoo.
"Ya, mana ku tau? Udah lama juga ga komunikasi sama dia. Mau reuni kali."
Lucas merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Melihat ke grup sekolah menengah mereka, "Ga ada tuh bahasan mau reuni.."
Jungwoo menghela napas, "Iseng kali dia.. Udahlah. Mau beli apalagi?"
"What a good news to ruin my day." Jungwoo menahan tawanya ketika Lucas berlalu dari sana.
⠀
۵
⠀
Mereka kini berada di sbux. Lucas mengajaknya kesana untuk membeli kopi dan camilan. "1 Venti Americano, 1 Vanila Latte sama cookie brownie, thankyou."
"Atas nama siapa?"
"Ro―" Lucas langsung menatap Jungwoo ketika Jungwoo ingin menyebutkan Rowoon, "Jungwoo." ucap Jungwoo cepat.
"Oke, atas nama Jungwoo. Silakan tunggu, ya."
Mereka mencari meja disana. Lucas menatap Jungwoo, "Rowoon, huh?"
"Ga sengaja astaga. Kamu bahas dia terus sih."
Lucas menatap Jungwoo tak percaya, "Jadi ini salahku gitu?"
Tak lama ponsel Jungwoo yang tergeletak di meja kembali berbunyi. Lucas menatapnya dan kembali memasang raut tak enak ketika nama Rowoon kembali muncul disana.
"Aku angkat―"
Jungwoo dengan panik menahan Lucas, "Ga, ga usah. Iseng doang dia."
Lucas mengambil ponsel Jungwoo, "Aku angkat."
"Halo? Rowoon? Ada apa ya nelpon Jungwoo terus dari pagi? Kalo emang ga penting gausah nelpon-nelpon. Jungwoo udah aman sama saya." tak ada balasan dari ponsel, Lucas kembali menyahut, "Halo?"
"Oh yeah. Halo? Ada masalah apa?"
Lucas menatap Jungwoo bingung ketika suara wanita yang terdengar dari sana. Ia kembali melihat memang benar disana tertera nama Rowoon, "Maaf, dengan siapa saya bicara?"
"Ini Ibu Jungwoo. Ada apa dengan Rowoon?"
"Oh my god." Lucas menatap Jungwoo tak percaya, "Babe. Why you do this?" Jungwoo sudah di kursinya.
"Jungwoo! Apa yang kau lakukan lagi, huh?"
Jungwoo mengelap air matanya karena terlalu banyak tertawa, "Ini prank!" Lucas menggelengkan kepalanya masih bingung harus berkomentar seperti apa.
⠀
⠀
۵ ۵ ۵
⠀
⠀
[] Si jahil 😂