07.

11.7K 1.2K 49
                                    

Keluarga kecil Alkar sudah sampai disalah satu villa yang akan mereka tempati beberapa bulan kedepan, villa tersebut adalah milik Alkar yang diberi oleh Farhan saat Alkar berusia lima belas tahun.

Alkar mengajak Ara menuju kamar utama, kamar dengan view langsung pemandangan.

"Cantik banget!" Kagum Ara.

"Kamu suka?"

"Banget, ini cantik banget!"

"Aku kira kamu gak bakal suka, kalo kamu gak suka mungkin aku bakal ganti villa untuk kita nginep disini," ujar Alkar.

Bugh...

"Boros banget si kamu," kesal Ara.

"Untuk kenyamanan kamu sama Alva aku gak masalah kalau harus beli villa baru atau ngeluarin uang banyak. Karena apapun yang buat kalian nyaman, suka dan happy itu prioritas aku. Kan aku udah bilang aku kerjanya buat kamu sama Alva."

"Iya, tapi kan gak sampe boros banget," gumam Ara.

"Enggak boros, biasa investasi juga. Kalau kamu gak suka ya tinggal jual atau sewain sama orang, kan dapat duit lagi."

"Iyaaaaa bapak CEO."

"Aku papa nya Alva, bukan CEO."

"Iyain aja."

"Kamu istirahat gih, mata kamu udah ngantuk banget. Nanti kalau Alva bangun biar sama aku aja," titah Alkar.

"Belum ngantuk," alibi Ara, ayolah dia masih ingin bersama suami tampannya ini.

"Kamu gak bisa bohong sayang, kamu harus tidur. Aku gak mau kamu sakit, nurut ya sama aku?"

"Mas, aku masih pengin sama kamu!" Rengek Ara kesal.

Alkar terkekeh, istrinya sangat menggemaskan.

Kadal bulet kesayangannya.

"Iya tau, nanti ya. Seminggu kedepan aku libur, nanti kita habisin waktu bertiga ya, atau mau berdua aja hm?"

"Mau berdua sama bertiga."

"Iya, sekarang kamu istirahat dulu. Aku gak mau kamu sakit, kamu tau itu kan?"

Ara menurut, dia merebahkan tubuhnya diatas kasur lalu tak lama matanya terpejam dan menyelam kedalam dunia mimpi. Sedangkan Alkar mengamati bagaimana mata cantik itu perlahan tertutup.

Alkar beranjak keluar kamar tapi sebelum itu dia mengecek Alva apakah anak itu sudah bangun atau belum, dan ternyata bocah kecil itu belum bangun dia masih anteng dalam mimpi.

Alkar keluar, menelpon tangan kanannya yang bertugas untuk mengawasi Arsi.

"Bagaimana?" Tanya Alkar to the point.

"Nyonya Rintan sempat kerumah keluarga Gerald tuan, untuk meminta tempat tinggal tuan," jawab tangan kanan Alkar.

"Terus?"

"Tuan Gerald mengusir nyonya Rintan tuan."

Alkar tersenyum sinis,ternyata opa dan Oma bisa di ajak kerja sama.

"Jadi dia?"

"Nyonya Rintan sekarang tinggal disalah satu rumah susun yang diberikan oleh tuan Jo."

(Rumah susun bukan apartemen).

Alkar sebenarnya sedih melihat mertuanya tinggal dirumah susun, dengan keamanan yang tidak terlalu bagus pastinya tapi dia mau bagaimana lagi, mungkin ini cukup untuk menyadarkan Rintan bahwa kesalahan yang di perbuat oleh perempuan itu sangat fatal.

AFTER MARRIAGE ALKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang