31.

8.7K 1K 59
                                        

Hai!

Apa kabar?

Baik dong harus!

Kangen sama Alkar dan Ara?

Jangan lupa spam komen Yap!

Semoga kalian suka sama chapter ini!

✨👑 Happy reading 👑✨

🎶 John Legend - all of me.

•••

Paginya Ara bangun lebih dulu, dia mengecek keadaan kedua anaknya, Alva dan Zoza. Alva sudah bangun, Ara mengeluarkan Alva dari box bayinya lalu memindahkan Alva ke samping sang Daddy.

"Abang sama Daddy dulu ya sayang? Momma mau ke kamar sebelah," ujar Ara.

Alva mengangguk lalu berbaring dan memeluk erat leher Daddy-nya.

Ara keluar dari kamar, menuju kamar sebelah. Kamar yang ditempati oleh Rintan semalam, dia membuka pintu kamar dan disana ada Rintan yang duduk diatas kursi goyang.

"Mommy," panggil Ara.

"Kenapa sayang?"

"Mommy udah bangun? Ara buatin teh mau?" Tawar Ara.

Rintan menggeleng, dia mengusap rambut Ara dengan sayang.

"Maafin mama ya? Maaf mama jahat sama Ara dulu. Mama nyesel, kalau Ara mau benci mama gak papa."

"Ara gak pernah benci mama, mama adalah ibu terhebat bagi Ara. Mama itu the best, Ara gak bisa benci mama karena mama yang lahirin Ara, mama yang pertaruhkan nyawa mama untuk Ara. Ara sayang mama."

Ara memeluk Rintan erat, air matanya jatuh, mimpinya terwujud dipeluk oleh orang tuanya walah hanya sang mama Ara bersyukur setidaknya dia bisa merasakan pelukan sang mama yang selama ini dia inginkan.

"Terimakasih, terimakasih sudah maafin mama yang pernah jahat sama kamu, terimakasih sudah menerima mama lagi di kehidupan kamu, terimakasih sudah enggak benci mama. Mama beruntung punya kamu sayang."

"Ara lebih beruntung punya mama."

Bagaimana pun jahatnya Rintan, Rintan adalah ibunya, Rintan tetap akan menjadi ibunya selamanya dan akan begitu seterusnya.

Hati anak yang dulu Rintan benci memang selembut itu, Ara yang tak pernah membenci orang-orang yang menyakitinya, Ara yang selalu menerima takdir yang tuhan berikan karena Tuhan tau Ara bisa melewatinya dan sekarang Ara sudah mendapatkan kebahagiaan nya. Dia sudah mendapatkan apa yang selalu dia doakan dulu hingga sekarang.

"Selamat ulang tahun putri cantik mama, semoga bahagia selalu, terimakasih sudah menjadi perempuan hebat dan kuat."

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Ara mendengar sang mama mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Tangis perempuan beranak dua itu pecah, dia semakin erat memeluk mamanya.

"Terimakasih, terimakasih sudah menjadi orang pertama yang ucapin selamat ulang tahun untuk Ara. Ara seneng."

"Sama-sama sayang dan terimakasih kembali."

•••

Alkar bangun karena merasakan wajahnya di pukul seseorang, matanya menatap anak kecil berpipi bulat sambil tersenyum polos menatapnya, Alva.

"Morning sayang," sapa Alkar.

Dia mengangkat Alva untuk duduk diatas perutnya dan menciumi wajah anak itu dengan gemas.

AFTER MARRIAGE ALKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang