09.

10.8K 1.1K 85
                                    

••

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

Oekkk...oek...

Alva menangis saat Alkar akan mendapatkan pelepasannya, lelaki itu menatap Ara dengan tatapan memohon kepada Ara.

"Mas," ujar Ara lirih.

"Sayang plis, sedikit lagi."

Tanpa menjawab lagi Alkar kembali melanjutkan tanpa perduli bahwa Alva sedang menangis. Setengah jam kemudian Alkar baru berhenti dia menatap Ara yang terkulai lemas dibawahnya perempuan itu tampak cantik dengan keadaan naked serta keringat dan rambut berantakan.

Ara mengatur nafasnya mengimbangi nafsu Alkar membuat Ara capek, tapi sebagi istri yang baik Ara melakukan walau sebenarnya dia ingin berhenti atau hanya sekali saja tapi saat melihat wajah Alkar yang tampak riang serta semangat membuat Ara mengurungkan niatnya meski Ara yakin Alkar akan berhenti ketika Ara meminta.

Tapi sepertinya tadi tidak, Alkar benar-benar menguras tenaga Ara bahkan perempuan itu merasakan pegal di seluruh badannya.

"Awas, aku mau kekamar mandi," lirih Ara, dia masih capek tapi Alva tadi menangis.

Alkar menyingkir membiarkan Ara menuju kamar mandi membersihkan dirinya sedangkan Alkar dia diam-diam mencari obat pencegah kehamilan.

Alkar mendapatkan obat itu, dia meletakkan obat itu diatas tempat tidur. Tak lama Ara keluar dengan bathrobe warna hitam miliknya.

"Minum ini," titah Alkar.

Ara terdiam menatap obat itu, dia memang membelinya tapi bukan untuk dia tapi untuk Alisa istri Agam.

"Aku, aku gak pakai obat itu," lirih Ara pelan.

Alkar mengangkat sebelah alisnya menatap Ara yang menunduk. "Maksud kamu?"

"Aku gak masalah kalau nanti hamil lagi, biar jarak Alva sama adiknya nanti gak jauh," gumam Ara.

Alkar terkekeh. "Bukan masalah jarak, tapi masalah kamu-nya kamu sanggup kalau Alva ada adik sedangkan Alva masih kecil?" Tanya Alkar.

Sebelum memutuskan untuk mempunyai anak lagi dia harus memikirkan kondisi Ara dan Alva.

"Sanggup, kan ada kamu," jawab Ara polos.

"Aku tau, tapi kamu bisa bagi waktu kamu untuk Alva, aku dan adiknya serta diri kamu sendiri?" Tanya Alkar lagi.

"Aku yakin aku bisa, kamu selalu support aku. Aku tau kalau kamu juga pingin punya anak yang umurnya gak jauh-jauh."

"Aku memang mau umur Alva sama adiknya gak jauh, tapi aku juga mikirin kamu sayang. Kalau kamu gak sanggup gak papa, kita bisa tunda."

"Kita tunda dulu ya? Sampai umur Alva satu tahun,aku mau jarak Alva sama adiknya dua tahun," jelas Alkar lagi.

"Lagi pula itu juga anjuran dari dokternya sama mommy kan harus jarak dua tahun," lanjut Alkar.

Ara mengangguk, dia menurut saja.

"Aku mau kekamar, kamu mandi sana," titah Ara.

Ara memberikan kecupan singkat di dahi sang suami, dibalas juga oleh Alkar tepat di dahi perempuan itu.

"Ana Uhibbuka Fillah momma," bisik Alkar tepat di telinga Ara.

•••

AFTER MARRIAGE ALKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang