Hai!Apa kabar?
Semoga sehat selalu.
Happy reading!
•••
Alkar dan Alva turun ke bawah dengan balita kecil itu digendongan sang ayah. Alkar menurunkan Alva didekat Ara. Bocah kecil itu menatap ibu dan ayahnya yang menjulang tinggi mata polosnya mengerjap beberapa kali.
"Kenapa?" Tanya Alkar sambil menyamakan tingginya dengan sang putra.
"Kok tinggi momma gak sama kek Daddy?" Tanyanya polos.
Alkar tersenyum kecil sedangkan Ara mendengus kesal. "Gak boleh ngomong gitu, minta maaf dulu sama momma. Abang belum minta maaf kan?"
Alva menggeleng polos sebagai jawaban.
"Momm, Abang minta maaf. Tapi udah itu beliin Abang permen," ucapnya polos.
"Gak ada permen-permen!" Tegas Ara.
"Daddy!" Rengek Alva dengan mata berkaca-kaca.
"Turutin kata momma."
"Minta maaf dulu yang bener," tegur Alkar. Kembali lagi Alva mengangguk.
"Momma Abang minta maaf, tolong maafin Abang ya?" Katanya pelan.
Ara berjongkok menyamakan tingginya dengan sang putra.
"Kenapa Abang minta maaf?" Tanya Ara pelan.
Anak itu menunduk tapi tak lama dia mendongak menatap Daddy-nya tapi Alkar malah menatapnya tajam.
"Mata Daddy kek mau kelual," gumamnya pelan.
"Abang bilang apa?" Tanya Ara lagi.
Anak itu menggeleng. "Abang salah, Abang bentak-bentak momma, Abang pukul momma pakek tangan Abang, a-abang hikss...Abang teliakin momma," tangis Alva deras saat mengingat kesalahannya.
Anak itu menunduk hingga tak mau menatap ibunya.
"Sini peluk momma," pinta Ara.
Alva menggeleng, dia menatap mommanya dengan mata merah karena menangis. "Abang jahat," katanya pelan bibirnya kembali melengkung kebawah bersiap untuk menangis.
Sebelum anak itu menangis Ara sudah membawa Alva kedalam gendongannya, memeluk putranya dengan sayang. Sudah lama dia tidak menyentuh balita kecil itu.
"Jangan nangis," bisik Ara.
Alva menenggelamkan wajahnya di cekuk leher sang momma. "Abang sini sama Daddy, kasihan momma."
Alva mendongak menatap Ara yang memelas dan daddynya lalu anak itu menggeleng dia kembali memeluk mamanya. Sedangkan Ara tersenyum senang selama bersama Alva, Ara jarang menggendong anak itu karena Alkar selalu melarangnya dengan alasan Alva berat padahal menurut Ara anaknya itu ringan.
"Sama momma aja jangan mau sama Daddy," bisij Ara.
Alva hanya mengangguk masih pagi tapi matanya sudah mengantuk.
"Jangan tidur," peringat Ara.
Alva langsung membuka matanya dan menatap mommanya dia mengecup bibir Ara sekilas lalu menatap Daddy-nya dan menjulurkan lidahnya mengejek.
"Alva gak boleh cium-cium momma gitu," tegur Alkar
"Boleh kok, ya kan?" Tanyanya pada Ara.
"Boleh sayang."
Alkar mendengus lelaki itu memilih untuk memakan sarapannya yang sudah Ara siapkan, sesekali dia melirik pada Alva yang menempel pada istrinya.
"Daddy Abang mau sekolah," ucapnya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIAGE ALKARA [END]
De Todo{BACA QUEENZEE TERLEBIH DAHULU} Ini bukan cerita tentang anak SMA yang sedang jatuh cinta, ini kisah tentang sepasang suami istri yang menjalin sebuah rumah tangga yang mereka bangun. Kehadiran sang buah hati menambahkan cerita manis dikisah mereka...