13.

9.1K 1.1K 52
                                    

Ara terbangun pandangan pertamanya adalah Alkar yang sedang tidur, perempuan itu sadar bahwa Alkar tidak mematikan telponnya. Ara tersenyum tipis lalu beranjak dari kasur tanpa mematikan telponnya. Perempuan itu membersihkan diri lalu menuju box Alva dan anak itu sudah bangun.

"Pagi sayang," sapa Ara dengan senyum cantiknya.

Alva tersenyum lebar tangan kecilnya terangkat menggapai wajah sang momma dengan senang hati Ara mendekatkan wajahnya. Anak lelaki itu mengelus pelan pipi bulat mommanya itu, Alva senang akhirnya dia bisa digendong mommanya lagi setelah hampir seminggu tidak di gendong dan bertemu sang momma.

Ara mengambil handphonenya saat mendengar suara Alkar dia menunjukkan hal yang dilakukan Alkar kepada Alva.

"Itu Daddy Alva," ujar Ara.

Senyum Alva semakin lebar saat melihat mata Daddy-nya. Dia tertawa sambil menggapai handphone.

"Alva no, gak boleh."

"Morning anak Daddy," sapa Alkar kepada Alva.

"Belum mandi sayang?"

"Belum Daddy," jawab Ara menirukan anak kecil.

Alkar terkekeh lalu menatap Alva dengan mata lumayan tajam, "Alva jangan susahin momma ya? Jangan nangis terus besok Daddy pulang," peringat Alkar.

"Anaknya jangan ditatap gitu, nanti takut."

"Enggak kok, Alva biasa aja. Sana mandiin Alva aku mau liat," suruh Alkar.

"Ish, iya bentar."

Ara membuka baju anaknya lalu membawa handphone kekamar mandi, dia menghadapkan kamera itu kepada Alva yang sedang berendam.

"Alva mandinya jangan lama-lama sayang nanti masuk angin."

"Mandi air anget kok," sahut Ara.

"Tetap aja, aku gak mau Alva masuk angin kasihan dia."

Ara mengangguk lalu mulai menyabuni buntalan hidup itu, sesekali juga Ara mencubit pelan perut Alva.

"Gemes banget," gumam Ara.

"Gemesan momma nya," jawab Alkar.

Ara menatap tajam Alkar tapi lelaki itu terbahak karena Ara bukannya terlihat galak tapi terlihat seperti induk kucing.

"Gak boleh tatap suami tajam," ujar Alkar disisa tawanya.

"Nyebelin banget si!"

"Gak papa dong, aku nyebelin sama kamu aja gak sama yang lain."

"Boong banget," sahut Ara.

"Gak percaya?EH ITU ANAKNYA MAKAN SABUN!" Pekik Alkar, Ara tersentak lalu mengangkat Alva kepangkuannya dia menyuruh anak itu menjulurkan lidahnya dan Alva menurut, Ara membersihkan mulut Alva untungnya hanya kenapa bibir anak itu bukan masuk ke mulut.

"Kamu si ngajak aku ngobrol, gimana kalau ketelen beneran?!" Sentak Ara kesal mata gadis itu berkaca-kaca sambil mendekap Alva dengan erat. Dia takut tadi, dia tidak mau anaknya kenapa-napa jujur saja Ara lebih sayang Alva dari pada Alkar.

"Maaf," sesal Alkar.

Tapi entah kenapa dia ingin sekali berbincang panjang dengan Ara, semenjak perempuan itu amnesia Alkar seakan kehilangan Aranya, perempuan itu tampak berbeda.

Alkar mematikan telponnya sepihak membuat Ara tak enak hati, dia takut suaminya tersinggung tapi percayalah dia mengatakan itu secara tidak sadar.

"Alva Daddy marah," adu Ara kepada putranya.

AFTER MARRIAGE ALKARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang