Part 2| Come True.

269 48 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍁🍁🍁🍁🍁

BaekHyun berlari dengan sekuat tenaga yang dia miliki. Laki laki itu berkali kali mengumpat karena dirinya sudah telat hampir setengah jam. Sialan memang. Sepertinya keberuntungan tidak menjadi miliknya kali ini.

Pintu rapat di depan sana terlihat ditutup. Dalam hati dia menebak jika rapat pasti sudah dimulai dan dia datang sangat terlambat. Gila saja. Apa yang akan dikatakan Bae JinHwan, investor sekaligus miliyuner negeri ini saat melihat BaekHyun terlambat?

‘Cklek’

Seluruh penjuru mata langsung tertuju pada BaekHyun begitu laki laki dengan nafas ngos ngosan itu masuk ke dalam ruangan. Beberapa orang disana terlihat terkejut karena melihat penampilan BaekHyun yang sedikit acak acakan. Tapi ada juga diantaranya yang menatap kagum pahatan Tuhan ini.

BaekHyun berjalan mendekati Kyungsoo yang sibuk dengan laptop nya. Dia bertanya sembari menumpu badannya di pinggiran meja.

“Rapatnya sudah selesai?” tanya nya.

“Belum dimulai”

BaekHyun tertegun di tempatnya. “Apa?”

Kyungsoo menghela nafasnya. Sejak kapan boss nya ini tuli?

“Rapatnya belum dimulai, Depyo-nim.”

“Tapi... kenapa?”

“Bae JinHwan mendapat pesan jika puterinya terlibat kecelakaan. Jadi dia harus memastikan hal itu terlebih dahulu.”

BaekHyun menganggukkan kepalanya mengerti. “Tapi dia akan kembali kesini lagi, kan?” tanya nya yang di jawab Kyungsoo dengan anggukan saja.

“Baiklah. Aku akan mengeringkan badan ku terlebih dahulu.”

BaekHyun pun berjalan ke luar ruangan. Dia hendak pergi ke ruangannya sendiri guna mengeringkan pakaiannya yang basah akibat keringat. Jika ditanya kenapa tidak ganti baju saja? Maka jawabannya adalah, BaekHyun tidak suka menumpuk baju di ruangannya. Sangat merusak pemandangan.

Selagi BaekHyun bergelut dengan pakaiannya, mari bergeser pada sisi lain. Di sebuah rumah sakit besar di Seoul. Seorang gadis tengah menunduk sembari meremas dress yang dia miliki. Dia sama sekali tidak berani untuk menjawab. Dia tahu ayahnya sedang marah besar.

“Ku bilang apa? Jangan mengendarai mobil jika kau hanya membahayakan dirimu sendiri! Tapi kau! Dengan keras kepala mu itu, kau mengatakan kepada ku bahwa kau tidak akan pergi jauh dan kembali dengan selamat. Tapi apa?! Mana buktinya?!” bentaknya pada sang puteri.

Anak gadis nya ini hanya diam. Sang ayah terkekeh menertawakan dirinya sendiri yang merasa berbicara tanpa lawan bicara.

“Wahh... apa aku sedang berbicara seorang diri sekarang? Apa puteri ku berubah menjadi gadis yang tuli dan bisu, ha?”

fiancé [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang