Part 14| Still Here....

207 36 27
                                    

"BaekHyun was confused by his own feelings. Even if he realized, almost half of his heart was already inhabited by Bae Irene."

-

-

-

-

-

🍁🍁🍁🍁

Sepasang mata indah milik Bae Irene terlihat mulai menerjap dan terbuka secara perlahan. Dia tersenyum ketika rungunya menangkap suara burung yang berkicau di pagi hari ini. Tanpa menunggu lama, dia pun beranjak dari tempat tidur. Mengikat rambutnya secara acak kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri.

Selama hampir dua puluh menit Irene menghabiskan waktunya di kamar mandi, gadis itu tak henti hentinya bersenandung. Menandakan bahwa suasana hatinya sedang begitu baik. Dia bahagia. Dia merasa bebas. Hampir satu minggu dia tinggal disini. Dan desa ini benar benar ide terbaik untuk mengasingkan diri dari penatnya suasana ibu kota.

"BRAKK BRAKK BRAKK!"

"Noona! Ireona!!"

Suara nyaring milik pemuda bernama Lee Haechan tersebut merusak pagi indahnya. Oh Tuhan, kapan Irene bisa bebas dari pemuda licik dan nakal seperti Lee Haechan itu?!

"Heh, Noona! Jangan tidur terus. Nanti lumpuh baru tau rasa!"

Aish! Mulut pemuda itu benar benar sangat ringan. Selain nakal dan licik, Lee Haechan juga memiliki mulut yang pedas rupanya. Sekarang bayangkan saja, adik mana yang tega menyumpahi kakaknya sendiri agar lumpuh? Bukankah itu kurang ajar sekali?

"Dasar adik durhaka!"

'CEPLESS'

Lee Haechan berjingkat kaget ketika pantat nya tiba tiba ditampar dengan sangat keras dari arah belakang.

"Rasakan itu! Ha ha ha ha...." Ujar Irene dengan tawanya yang arogan.

"Sakit, Noona!"

Haechan mengeluh sembari mengusap usap pantatnya yang terasa panas.

"Memangnya aku peduli? Makanya, bersikap baiklah pada ku!"

"Memangnya aku kurang baik apa lagi? Aku kan adik noona yang paling tampan, baik hati, berbakti pada bumi dan seisinya."

Irene memutar bola matanya malas. Gadis itu mengambil keripik kentang yang ada di meja makan dengan santai.

"Seperti yang dibayangkan. Lee Haechan yang narsistik."

Haechan terkekeh. Dia mengambil tempat duduk tepat di sebelah Bae Irene. Dia memandangi Noona nya itu dengan seksama.

"Apasih?!"

Irene risih karena sedari tadi Lee Haechan terus saja menatap dirinya. Adiknya ini memang agak kurang jelas.

"Kapan sih Noona akan pulang?"

"Kau mengusir ku, Lee Haechan?"

"Tidak... maksud ku... Noona kan kaya. Rumah milik Noona bahkan jauh lebih bagus dan lebih luas daripada rumah ini. Noona bisa makan enak. Noona bisa mendapatkan apapun yang Noona mau. Berbanding terbalik saat Noona hidup bersama kami. Aku heran kenapa Noona betah sekali ada disini."

fiancé [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang